Sahat Saragih: Untuk Selamatkan Partai Demokrat, SBY Harus B

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Setelah terdiam sejak digulirkannya reaksi beberapa petinggi Partai Demokrat tentang perlunya penanganan, perbaikan dan penataan segera partai berlambang Bintang Mercy itu, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan akhirnya angkat suara.

Melalui media, Kamis (20/6), Hinca menyitir isu Kongres Luar Biasa (KLB) tanpa menanggapi anjloknya suara Partai Demokrat 10 tahun terakhir dimana partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini ‘terjun bebas’ 10 tahun terakhir termasuk pemilu legislatif 2014 dan 2019.
Pada pemilu 2009, terbukti dengan ‘terjun bebasnya’ perolehan suara pada Pemilu 2019 dan 2014 atau jauh dari perolehan suara pada Pemilu 2009 yang mencapai 20,40 persen.

Kepada awak media, Hinca memastikan tak ada Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih pucuk pimpinan Partai Demokrat sebelum Mei 2020. Partai Demokrat melakukan kongres 2020, sesuai siklus lima tahunan partai.

“Demokrat memiliki siklus lima tahunan yang tertib. Dan, KLB seperti dilontarkan sejumlah kader senior Demokrat tidak pada momentum yang tepat,” kata anggota Komisi III DPR RI tersebut.

Namun, siaran pers Gerakan Moral Penyelamatan (GMP) Partai Demokrat yang dimotori, Max Sopacua, para kader senior menyebutkan bahwa Khittah dan Fitrah Partai Demokrat yang sejatinya adalah Partai Terbuka milik Rakyat dan terlahir dari kekuatan aspirasi dan amanah rakyat, kini telah bergeser.

Demokrat bukan milik perseorangan, keluarga atau kelompok tertentu. Fittrah Demokrat sudah melenceng jauh dan terkesan menjadikan partai ini sebagai Partai Tokoh. Para kader senior juga menyebut, Demokrat selamanya akan lahir, tumbuh dan berkembang seiring dengan denyut nadi dan aspirasi rakyat.

Mencermati, merasakan kondisi real dan obyektif dan untuk memberikan kontribusi bagi kehidupan demokrasi yang sehat, beradab dan perannya dalam pembangunan berkelanjutan, Demokrat harus diselamatkan dan kembali kepada fitrahnya guna mengembalikan kejayaannya.

Pada bagian ini, kata Deklarator Partai Demokrat, Ir Sahat Saragih, tidak ada satu juga pengurus yang berani mengungkapkannya, Mereka hanya berkutat pada isu KLB semata. Padahal niat tulus dari GMP adalah untuk mengembalikan Partai Demokrat pada Kejayaannya semula.

“Saya juga hadir pada konferensi pers itu, dan isu KLB itu hanya dilakukan Jika SBY tidak mampu mengembalikan marwah partai yang sudah kacau balau dan mulai ditinggalkan pengikut setianya,” tegas Sahat.

Sahat dengan tegas mengatakan, SBY tidak lagi menjadi magnet partai seperti pada saat berdirinya PD awal 2000-an. “Apa yang saya katakan pada pembekalan Caleg bahwa SBY tidak lagi menjadi magnet sekarang terbukti. Perolehan suara terus merosot tajam, turun dari 20,40 persen ke 10,19 persen dan pada pemilu lalu 7,77 persen,” kata Sahat.

Ketua Alumni Project Management Universitas Indonesia (PMUI) ini mengatakan, manajemen organisasi Partai Demokrat dalam satu dasawarsa terakhir tidak berjalan sesuai AD/ART, sehingga beberapa ‘petualang politik’ leluasa bermain mengatasnamakan partai dengan statemen-statement menyesatkan.

Dikatakan, bentutan-benturan terhadap AD/ART terjadi dimana-mana tetapi tidak ada yang berani mengoreksinya. Pembentukan lembaga-lembaga partai yang tidak ada dalam AD/ART muncul setiap saat dan sesuka hati.

“Sebagai Deklarator saya merasa terpanggil untuk mengingatkan pada kader terutama pengurus untuk membenahinya. Kenyataannya ? ibarat buang garam ke laut.”

Guna menyelamatkan Partai Demokrat, kata Sahat, SBY harus membuka diri dan bersedia menerima kritik dan saran dari Pendiri dan Deklarator yang miris melihat kondisi partai yang didirikannya tercabik-cabik oleh ulah segelintir orang yang duduk dalam struktur kepengurusan partai. (akhir

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *