Saving Anggaran, Bacawawali Ini Ingin Birokrasi Bersih dan Transparan

  • Whatsapp

SURABAYA’ beritalima.com | Politisi PDIP Jawa Timur, Eddy Tarmidi Widjaja ingin memberikan kontribusi untuk pembangunan kota Surabaya ke depan agar lebih baik lagi, pasca lengsernya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Eddy yang telah mengambil formulir sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota (Bacawawali) di DPC PDIP Surabaya mengaku, mengaku telah memiliki visi dan misi untuk menata birokrasi dilingkungan Pemerintah kota.

“Kalau visi dan misi saya adalah menyelenggarakan birokrasi se transparan mungkin dan menciptakan kinerja yang bersih. Karena dengan begitu maka pemerintah bisa save money (menghemat) dari anggaran. Ya jujur saja kalau penyelenggara negara ini memiliki uang banyak, maka kita bisa melakukan apa saja demi kebaikan kota dan masyarakatnya,” ungkap pengurus DPD PDIP Jatim yang memiliki usaha import permadani, Kamis(17/10/2019).

Ia mengatakan, saving anggaran dari hasil penghematan itu, bisa digunakan untuk membebaskan masyarakat dari iuran BPJS kesehatan. Tentunya masyarakat kurang mampu yang mendapat prioritas utama.

Selain bantuan BPJS kesehatan, lanjut Eddy, pemerintah kota bisa dengan mudah membangun berbagai infrastruktur kota, seperti penambahan ruas jalan dan sarana prasaran lainnya.

“Ibu Risma(Tri Rismaharini,red) itu bisa mewujudkan itu memberi BPJS kesehatan gratis. Saya ngalami sendiri ketika beliau memberi bantuan kepada 4 ribu lebih kelompok disabelitas. Itu kalau nanti kita saving anggaran, maka semuanya bisa tercover. Begitu pula dengan infrastruktur kota yang bisa di wujudkan kalau pemerintah punya duit,” katanya.

Ia mencontohkan, pesatnya pembangunan di wilayah Surabaya barat, dimana infrastrukturnya dibantu oleh para pengusaha. Jika, Pemkot Surabaya memiliki anggaran cukup, maka pembangunan disana tak perlu nunggu bantuan. Kapanpun bisa dilaksanakan.

“Tapi itu bagus menurut saya. Seperti Ahok(Basuki Tjahya Purnama,red), saat menjabat sebagai Gubernur DKI, dia bisa bangunan jembatan Semanggi tanpa uang APBD. Surabaya juga sudah melakukan seperti jalan underpass bundaran Satelite. Kalau soal kemacetan di Surabaya, penyebabnya sepele, yaitu karena parkir kendaraan dan banyaknya proyek yang tengah dikerjakan. Kapasitas jalan memang perlu ditambah dan proyek-proyek harus jalan untuk memutar roda perekonomian,” ungkap mantan anggota TKD Jokowi-Ma’ruf.

Mengenai pencalonannya sebagai Cawawali, Eddy mengaku, memiliki basic massa dari kelompok minoritas, Etnis Tionghua.

Ia menjelaskan, dirinya sudah menghimpun kekuatan dukungan sejak tahun 2014 yang lalu. Bahkan sekarang ini, dirinya juga aktif di Organisasi Masyarakat (Ormas) Lintas Agama “Beda Tapi Mesra”.

“Kelompok minoritas di Surabaya cukup banyak dan saya pernah survey sendiri door to door mulai dari Kupang Panjaan, Pandegiling sampai Rusun Urip Sumohardjo. Disitu ada 950 an keluarga dari kelompok minoritas. Warga Etnis Tionghua itu juga banyak di Plampitan, Peneleh dan Undaan. Semoga itu menjadi pertimbangan Ketua Umum PDIP untuk menentukan rekomendasi siapa yang dipilih,” pungkasnya.(*)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *