REMBANG, beritalima.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukan komitmennya dalam mendukung pengembangan pendidikan kesetaraan di kawasan pabrik wilayah Kabupaten Rembang. Bentuk dukungan yang selama ini dilakukan telah mencapai Rp1,64 miliar.
Dukungan tersebut adalah dengan menanggung biaya operasional siswa kejar Paket A, B, C, modul pembelajaran, honor tutor, dan pengelola lembaga kesetaraan di wilayah tersebut.
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru, mengatakan, saat ini terdapat lima Pusat Kegiatan Belajar Masyaraat (PKBM) dan satu Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang kebutuhan operasionalnya ditanggung oleh PT Semen Indonesia.
“Lima PKBM yang menjalin kerja sama dengan PT Semen Indonesia itu PKBM Ar-Rohman dan PKBM Kadiwono di Kecamatan Bulu, PKBM Ajigeng di Gunem, PKBM Ngudikaweruh di Sale, dan PKBM Bina Remaja di Pamotan.
Sedangkan satu LKP yang sudah menjalin kerjasama dengan PT Semen Indonesia adalah LKP Siap Mandiri di Desa Suntri, Kecamatan Gunem. Proses kegiatan belajar dan mengajar di LKP ini ditinjau rombongan PT Semen Indonesia dan Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Kamis (15/9/2016) sore.
Kasi Pendidikan Kesetaraan Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Agus Sugiyanto, menyatakan, total ada 940 warga belajar yang mendapatkan bimbingan pendidikan kesetaraan dari lima PKBM dan satu LKP tersebut.
Di luar angka itu, lanjutnya, masih cukup banyak warga Kecamatan Gunem yang belum mendapatkan pendidikan kesetaraan. Berdasarkan data dari sejumlah pengelola PKBM dan LKP, jumlah warga yang belum menikmati pendidikan kesetaraan diperkirakan masih akan terus ada hingga lima tahun ke depan.
“Peran pihak ketiga seperti PT Semen Indonesia dalam pengembangan pendidikan kesetaraan memang luar biasa. Mereka membantu saudara kita di wilayah ring I dan II pabrik semen yang dulu tidak menikmati pendidikan formal bisa mengikuti pendidikan kesetaraan,” kata Agus.
Menurut Agus, jika hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja mustahil penuntasan pendidikan kesetaraan bagi warga putus sekolah bisa selesai. Sebab, kuota yang diberikan oleh pemerintah untuk pendidikan kesetaraan masih sangat minim.
“Pendidikan kesetaraan ini penting, maka dari itu harus didukung semua pihak,” lanjut Agus.
“Di pendidikan ini kami mengajarkan berbagai kemampuan di bidang kognitif dan nonkognitif bagi warga belajar. Ketrampilan dan kewirausaan yang kami ajarkan semacam pembuatan kue dan kerajinan tangan,” imbuhnya.
Abdul Rosyid, warga yang ikut belajar di LKP Siap Mandiri, mengatakan, ia yang mengikuti pendidikan kesetaraan Paket C merasa terbantu dengan materi kewirausahaan yang diberikan pengelola. Hal itu membutanya bisa mengembangkan pemasarkan usaha kerajinan tas yang selama ini sudah ia kerjakan.
“Di rumah saya memiliki usaha kerajinan tas. Dari pendidikan kesetaran, saya bisa belajar bagaimana memasarkan barang kerajinan. Saya juga bisa memperdalam teknik kerajinan sesuai dengan bidang yang saya geluti,” ujar Rosyid. (Ganefo)