Tenagaku Untuk Rumah Impianmu

  • Whatsapp

Oleh: Juniwati Theresia

beritalima.com – “Meskipun waktu sudah memakan usia, Dia tetap bekerja mencari rupiah demi rupiah, membetulkan rumah satu dan lainnya demi sesuap nasi dan memeberikan kenyamanan untuk anak-anaknya”

Memiliki rumah adalah suatu impian yang di miliki setiap orang. Rumah yang bagus dan nyaman adalah suatu kriteria yang pasti setiap orang inginkan. Untuk mewujudkan suatu rumah yang bagus dan nyaman, tidak hanya butuh arsitek yang merancang rumahnya tetapi tenaga profesional yang membangun dan paham di bidang itu. Salah satu orang yang memberikan tenag dan waktu di bidang ini adalah Djudju Sudja I atau yang biasa di panggil”Mang Uju”.

Laki-laki kelahiran Indramayu,8 Agustus 1954 ini adalah salah satu pekerja bangunan yang sudah mulai menggeluti pekerjaannya sejak tahun 1998. Pindah ke Jakarta, tinggal bersama kakak kandungnya tanpa bermodalkan pengalaman adalah modal nekatnya meninggalkan kampung halaman. “saya ingin mencoba mengadu nasib di Ibu Kota,” ujarnya.

Djudju atau yang biasa akrab di panggil Mang Uju ini tidak langsung menjadi pekerja bangunan. “Saya awalnya bekerja di pabrik tekstil tapi karena bangkrut, saya pindah pekerjaan dan mencoba peruntungan saya menjadi pekerja bangunan,”. Keterampilan dalam bidang bangunan? Dia tidak memilikinya. Memulai semua dari nol, belajar dari teman yang sepekerjaan adalah caranya mendapatkan keterampilannya. “Awalnya berat,tapi lama-lama saya terbiasa. Karna hanya ini yang bisa saya lakukan untuk mencukupkan keluarga saya,” katanya sambil tersenyum lelah.

Djudju tidaklah hidup sendiri, dia memiliki istri dan tiga orang anak. Tapi sayangnya, istrinya lebih dulu menghadap Sang Pencipta dan meninggalkannya. “Anak saya ada tiga, yang paling besar perempuan,sudah menikah dan tinggal bersama suaminya, anak kedua saya sudah menikah juga dan menjadi karyawan swasta dan yang ketiga masih lajang dan bekerja menjadi salah satu karyawan swasta juga,”

Meskipun bekerja untuk membuat rumah orang lain menjadi indah dan nyaman, tapi rumahnya sendiri jauh dari kata indah. Rumahnya hanya rumah petak yang memiliki satu kamar tidur,dapur,kamar mandi yang benar-benar seadanya. “Yang penting saya tidak kehujanan, menjadi tempat berlindung dan beristirahat saya,” ujarnya.

Memulai setiap pagi dengan beribadah terlebih dahulu,lalu memulai kegiatannya dengan mempersiapkan peralatannya untuk membenarkan rumah yang satu dan yang lain. Pekerjaan hari-harinya tergantung dari dimana dia dibutuhkan dan dimana dia dipanggil. “Saya kalau kerja mau dimana aja kok,asal bayarannya cocok dan saya sanggup buat kerjainnya,”

Meskipun sering bekerja sendiri, tetapi Djuju atau Mang uju ini memiliki teman dekat yang terkadang bekerja bersama. Namanya Tukiman. Laki-laki kelahiran Boyolali 1955 ini memiliki kesaamaan dengan Mang uju, sama-sama mencoba peruntungan di Ibu Kota ini. Bedanya, pak Tukiman memang dasarnya bekerja di bidang ini. Sudah saling mengenal dalam waktu yang cukup lama, memungkinkan keduanya mengetahui sikap satu sama lain. Pak Tukiman tahu betul bagaimana Mang Uju ini ketika bekerja. “Dia ini pekerja keras, kalau kerja rapih banget biar yang punya rumah senang. Orangnya suka bercanda juga jadi kalo kerja sama dia rasanya gak berat banget. Meskipun saya tahu, bebannya di banyak juga,” ujar Pak Tukiman di sela-sela perbincangan.

Djudju atau biasa dipanggil Mang uju ini adalah salah satu pribadi yang mencontohkan bahwa, meskipun berat pekerjaan harus dijalani sebaik mungkin. Meskipun hanya pekerja bangunan pun, dia berusaha untuk membuat orang yang memperkerjakannya senang dan bahagia, karena rumahnya dapat dibangun dengan baik dan nyaman, meskipun rumahnya sendiri masih jauh dari kata indah ataupun nyaman.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *