Tokoh Pendiri KSB Kritisi, Krisisnya Kepemimpinan di Sumbawa Barat

  • Whatsapp

Mataram- BeritaLima.Com-
KSB krisis kepemimpinan.
Melihat penyelenggaraan pilkada 9 Desember 2020 lalu, khusus penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Sumbawa Barat sangat di sayangkan karena tidak adanya tokoh yang bersaing melawan petahana pasangan Musyafirin dan Fud Syaifudin. Tidak adanya tokoh yang mau tampil bersaing membuat pasangan petahana akhirnya melawan kotak kosong. Hal ini disanyangkan oleh salah satu pendiri KSB Amir Jawas.

Melihat begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten pemilik Ovitnas Tambang Emas Batu Hijau itu, harusnya banyak bermunculan orang – orang yang berani tampil menjadi pemimpin. Apalagi banyak partai yang ada, tapi sayang semua partai tidak ada yang mau mencalonkan dirinya. Ini sangat disayangkan. Jelas Amir.

Dalam kesempatan itu Amir Jawas juga mengatakan, ”
Sebenarnya kalau KSB mau maju harusnya banyak yang berani bersaing. Coba lihat hasil pilkada yang kemarin kotak kosong saja banyak yang memilih. Artinya tidak semua mendukung pasangsang petahana tersebut.” Ungkapnya.

Terlepas dari minimnya tokoh yang mau tampil untuk memimpin KSB. Bapak dari Wakil Ketua Anggota DPRD KSB Merliza ini menyoroti tentang kesejahteraan rakyat di Lingkar Tambang yang tidak merata.

Salah satu tokoh pendiri Kabupaten Sumbawa Barat ini mengharapakan pemerataan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di lingkar tambang bisa terwujud. Tapi hingga saat ini keberhasilan itu masih jauh dari harapan. Hal ini di sampaikan Amir Jawas di Sanikan Mac’s Resto Jl.Adisucipto/9x Rembiga (Eks.Bandara Selaparang Mataram)
Kota Mataram NTB bersama puluhan Insan Pers dari berbagai media baik Cetak, Elektronik dan Online. Kamis (21/01/2021).

Ada yang menarik dari perbincangan kali ini tentang kondisi Kabupaten Sumbawa Barat sebagai pemilik tambang raksasa.
Dirinya sangat prihatin sekali terhadap KSB sebagai pemilik tempat tambang raksasa yang menghasilkan milyaran bahkan trilyunan rupiah tapi masyarakatnya tidak bisa menikmati sepenuhnya hasil kekayaan alam mereka. Karena tidak adanya kewenangan daerah, semua kepentingan ada di pusat. Bahkan tragisnya saat ini banyak pekerja- pekerja dari luar yang datang untuk bekerja di Obyek Vital Nasional Batu Hijau. Sedangkan pekerja-pekerja lokal banyak yang di PHK dan di rumahkan. Dengan alasan Putus kontrak.

Menyikapi permasalahan ini peran pemerintah daerah sangat di nanti oleh semua warga KSB bahkan mereka menggantungkan harapannya untuk masa depan anak cucunya di hari depan. Untuk mencapai kesejahteraan diperlukan pemimpin yang berani bersikap, tegas, adil dan membela kepentingan rakyatnya.

Amir Jawas melanjutkan,
Pemimpin kedepan KSB harusnya yang memiliki nilai jual untuk kepentingan masyarakat. Bukan hanya mementingkan dirinya sendiri. Misalnya KSB memiliki Tambang Emas Raksasa yang mempunyai keuntungan yang sangat besar. Ironisnya masyarakat di lingkar tambang banyak yang miskin, bahkan perekonomian di lingkar tambang tak bergerak alias mati suri. Ratusan Rumah-rumah kos tutup, toko – toko kelontong sepi, bahkan rumah makan banyak yang gulung tikar akibat ribuan karyawan tambang yang tidak boleh keluar untuk berbaur dengan masyarakat. Bergantinya New Moont Nusa Tenggara ( NNT) beralih ke Aman Mineral ( AMNT) yang cenderung di kuasai oleh orang pribumi malah tidak memihak kepada masyarakat lingkar tambang. Ini memberikan catatan tersendiri bagi pempinan daerah di KSB. Pekerjaan rumah yang besar ini harus segera terjawab agar masyarakat Lingkar Tambang menikmati kesejahteraannya. Bukan menjadi penonton di daerahnya sendiri. Tegasnya.

Melihat perkembangan Kabupaten Sumbawa Barat yang cenderung tidak banyak perubahan membuat dirinya harus menyuarakan isi hatinya agar generasi penerus di KSB terbuka dan berani tampil berjuang.

Satu lagi yang mestinya harus di garap dengan serius oleh pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat. Yaitu Danau Lebuk yang berada di wilayah empat desa antara lain Kampung Sampir, Seloto, Meraran dan Rempee. Harusnya Danau lebuk di manfaatkan dengan sungguh-sungguh dan dikelola dengan baik, bisa menjadi obyek wisata daerah, jika ini terjadi maka perekonimian masyarakat sekitar danau akan terangkat. Karena ratusan warga hingga saat ini banyak yang menggantungkan hidupnya dari danau itu. ” Saya pernah bertanya kepada Bupati KSB selaku pimpinan daerah tentang permasalahan ini. Lagi-lagi jawabanya karena kewenangan itu kewenangan pusat. Ya..meskipun itu kewenangan pusat jika itu untuk kepentingan masyarakat banyak kita harus perjuangkan bersama-sama.” Tutupnya.( SHN).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait