Vaksin Difteri di Kota Madiun, Cukup

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Dinas Kesehatan dan KB Kota Madiun, Jawa Timur, menyatakan saat ini jumlah vaksin difteri dalam beberapa jenis sesuai kebutuhan masih mencukupi. Sebab, imunisasi difteri tetap merupakan antisipasi paling mujarab dalam mencegah penyebaran penyakit yang bisa berujung pada kematian ini.

Sekretaris Dinkes dan Keluarga Berencana Kota Madiun, Edy Harmanto, mengatakan, stok yang ada saat ini adalah untuk pemberikan rutin kepada anak-anak. Tanpa menyebut angka, Edy mengatakan, vaksin yang ada akan didistribusikan untuk program imunisasi sesuai usia anak-anak.

“Yang aman itu seorang anak menjalani tujuh kali imunisasi difteri sejak lahir sampai usia anak-anak. Mulai dari usia kurang dari satu tahun sampai usia sekitar kelas 5 SD. Imunisasi adalah bentuk penangkalan terbaik untuk penyakit ini,” ujar Edy Harmanto, Senin 11 Desember 2017.

Menurutnya lagi, pihaknya tidak akan henti-hentinya untuk mengajak seluruh warga untuk sadar imunisasi sehingga tidak ada anak yang terlewat dari pencegahan penyakit ini.

“Tugas kami mengadvokasi sehingga kami juga himbau warga mau mengimunisasi putra-putrinya,” himbaunya.

Sekitar 2012-2013 lalu, lanjutnya, pihaknya pernah melaksanakan imunisasi massal untuk difteri. Sehingga ia yakin sudah tidak ada lagi anak-anak Kota Madiun yang terjangkiti penyakit ini. “Kita yakin sudah bebas dari difteri. Tapi semua itu kan atas kehendak Tuhan kalau kita mau sakit atau apa,” ujarnya lagi.

Sementara itu, saat ini di Kota Madiun telah ditemukan dua suspect (terduga) difteri. Keduanya sudah menjalani penelitian di laboratorium di Jawa Timur.

“Yang satu sudah keluar hasilnya dan negatif. Yang satu lagi hasilnya seharusnya keluar minggu ini,” terang Edy sambil berharap hasil yang kedua juga negatif.

Hal ini, lanjutnya, bukan karena Kota Madiun terjangkiti difteri. Sebab dari penyelidikan, kedua penderita yang berusia dewasa tersebut salah satunya baru saja bertugas di luar Kota Madiun. Yaitu di tempat daerah terjangkit difteri. Suspect lainnya mungkin tidak pernah diimunisasi. (Diskominfo).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *