Apakah Facial Berbahaya?

  • Whatsapp

beritalima.com – Ada orang yang setuju melakukan facial bermanfaat untuk mempertahankan kecantikan wajahnya, tetapi ada orang yang berpendapat bahwa saat melakukan facial malah memperparah kondisi wajahnya. Hal ini sering membuat bimbang kaum hawa jika ingin melakukan facial. Apakah facial baik untuk wajah?

Menurut pengalaman penulis facial adalah salah satu perawatan kecantikan pada wajah dengan cara pengelupasan kulit untuk membersihkan kulit wajah dari kotoran seperti komedo. Tidak sedikit orang yang beranggapan melakukan facial wajah sangat berguna untuk membasmi jerawat, padahal facial bukan solusi untuk menghilangkan jerawat pada wajah, melainkan hanya bermanfaat untuk membersihkan kotoran dan komedo pada wajah.

Juga perlu diperhatikan bahwa facial tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang ataupun di sembarang tempat karena alat yang digunakan harus steril dan tindakannya harus dilakukan oleh para ahli di bidangnya atau yang telah dilatih sebelumnya agar mendapat hasil yang memuaskan dan tidak menimbulkan efek buruk pada wajah.

Seperti Naomi Aprilia yang saat itu berusia 18 tahun ingin melakukan facial untuk menghilangkan jerawat pada wajahnya. Naomi mendatangi salon dekat rumahnya di daerah Kebon Nanas, Jakarta Timur karena Naomi mengetahui di sana ada pelayanan facial. Saat itu, Naomi tidak mengetahui apakah pemilik salon merupakan dokter atau ahli di bidang facial dan telah melakukan pelatihan pada karyawannya atau tidak. Naomi hanya mengetahui bahwa facial dapat menyembuhkan jerawat dan berpikir bahwa facial di mana pun akan berdampak sama yaitu menghilangkan jerawat.

Saat melakukan facial, jerawat naomi yang sedang tumbuh dipencet oleh pegawai salon yang melakukan tindakan facial padanya. Setelah facial, wajah Naomi yang tadinya terdapat jerawat, menjadi merah-merah karena dipencet, awalnya naomi berpikir bahwa itu hanyalah efek sementara, tetapi setelah tiga hari, ruam merah pada wajahnya tak kunjung hilang dan malah terjadi iritasi di wajahnya.

Hal ini membuktikan bahwa facial justru dapat membuat kondisi jerawat yang sedang tumbuh menjadi semakin parah, seperti iritasi bahkan peradangan pada wajah karena pada dasarnya jerawat tidak boleh dipegang bahkan dipencet-pencet, pada saat facial perawat pastinya akan memencet, menekan dan mengeluarkan jerawat.

Pemencetan pada jerawat dapat membuat peradangan dan dapat menyebabkan jerawat jadi membekas. Seperti halnya luka kering yang dikelupas akan menimbulkan bekas, begitu juga dengan jerawat. Oleh karena itu, pastikan tidak melakukan pemencetan atau facial pada jerawat yang sedang tumbuh.

Menurut dr. Devika Y, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, dilansir dari alodokter.com, dokter kecantikan memang tidak melakukan proses facial secara keseluruhan. Proses facial seperti pembersihan, peeling, masker, dan lainnya dilakukan oleh terapis di bawah pengawasan dokter. Tugas dokter kecantikan hanya untuk melakukan tindakan tambahan seperti tindakan dengan alat canggih atau bahan-bahan khusus misalnya mesoterapi, mikrodermabrasi, chemical peeling, derma roller, tanam benang, dan lain-lain.

Dokter juga bertugas untuk memeriksa kondisi kulit wajah sebelum dilakukan tindakan facial ataupun tindakan lain. Selain itu, dokter juga akan mengevaluasi kondisi kulit setelah tindakan, misalnya apakah terdapat rasa sakit, perih, luka, iritasi, dan lainnya. Oleh karena itu, keberadaan dokter sangat perlu dalam suatu tempat yang membuka jasa pelayanan kecantikan untuk memastikan bahwa para perawat yang melakukan penanganan facial di bawah pengawasan dokter.

Pada umumnya facial merupakan tindakan yang cukup aman dilakukan. Namun apabila ingin melakukan facial, sebaiknya Anda memperhatikan hal-hal berikut ini:

Lakukan facial di klinik kecantikan yang memiliki dokter jaga
Hal ini yang menjadi alasan bahwa Anda harus menghindari facial di salon-salon karena rata-rata salon tidak memiliki dokter untuk melakukan pengawasan dan rujukan tindakan pada perawatnya. Guna dokter selain itu adalah agar Anda dapat mengkonsultasikan masalah kulit Anda terlebih dahulu pada dokter, sehingga dokter bisa menafsirkan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan pada anda lalu memberi tahu perawat untuk melakukan tindakan tersebut.

Jangan lakukan facial saat jerawat sedang meradang
Pada umumnya dokter tidak merekomendasikan facial apabila masih ada jerawat yang meradang karena facial bisa menyebabkan peradangan lebih luas seperti kasus Naomi Aprilia di atas. Lakukan facial saat kondisi kulit wajah tidak berjerawat, hanya seperti komedo, kusam, atau bruntusan masih aman dilakukan facial selama tidak ada jerawat besar / jerawat radang.

Pastikan jarum dan peralatan facial lain steril
Kesterilan alat sangat penting karena jerawat yang ditangani dengan alat yang tidak steril atau bergantian dengan pasien lain dapat menyebabkan infeksi pada jerawat yang akan memperparah keadaan wajah. Oleh karena itu, pastikan jarum facial yang digunakan pada Anda adalah jarum baru dan setelah dipakaikan pada Anda jarum itu dibuang Juga pada alat facial yang digunakan pada anda pastikan telah disterilkan terlebih dahulu dengan kapas alkohol misalnya.

Pastikan perawat yang menangani anda adalah terapis profesional
Dalam hal ini, pastikan bahwa perawat yang melakukan tindakan facial pada wajah anda telah dilakukan pelatihan oleh dokter dan bekerja di bawah pengawasan dokter, agar perawat tersebut telah mengetahui sebelumnya tindakan apa yang harus ia lakukan pada wajah Anda menurut perintah dari dokter saat Anda melakukan konsultasi.

Hal di atas adalah 4 tips utama yang harus Anda perhatikan jika ingin melakukan facial. Dengan demikian, Facial tidak akan menjadi hal yang berbahya selama facial dilakukan dalam pengawasan dokter, dengan alat dan tindakan yang tepat, dan anda tidak sedang berjerawat radang.
Intinya, Menurut penuturan dr. Anggun Rahayu Pratiwi, facial hanya berguna untuk membersihkan komedo, untuk mengatasi jerawat tidak bisa mengandalkan facial tetapi lebih kepada rajin mencuci muka, lalu facial bisa dilakukan asalkan telah berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan sebelumnya dengan dokter kulit.

(Ester Lidya Norisa/PNJ)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *