Atasi Stagnan APBD dan APBN, Pakde Karwo Paparkan Inovasi Pembiayaan Jatim

  • Whatsapp

JAKARTA, britalima.com – Mengatasi posisi APBN dan APBD yang stagnan dalam kurun waktu lima tahun, Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo memaparkan sekaligus menyampaikan solusi berupa inovasi pembiayaan Jatim. Terdapat dua jenis inovasi pembiayaan yang dilakukan di Jatim yakni fiscal engineering dan creative engineering.

“Rekayasa pembiayaan perlu dilakukan di Jatim dengan kondisi stagnan atau keterbatasan pada APBD dan APBN,” ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim dihadapan para panelis Indonesia Visionary Leader di Auditorium Gedung Sindo, Jl. Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Kamis (25/1).

Dijelaskan, pembiayaan dengan model fiscal engineering diterapkan melalui loan agreement Bank Jatim dengan Pemprov Jatim, rekonstruksi pembiayaan subsidi ke non subsidi (Agro-Maritim Financing), pembentukan Badan Layanan Umum Daerah/BLUD, serta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Pedagang Besar Alat Kesehatan (PBAK).

Melalui loan agreement, lanjutnya, Bank Jatim memberikan suku bunga kredit murah 6-9 persen untuk UMKM. Dengan denikian, pembiayaan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah industri primer-sekunder dan mencegah urbanisasi, serta secara etos kerja juga bisa mendidik UMKM menjadi entrepreneur. Pembiayaan tsb antara lain untuk mendanai onfarm pada proses primer sekunder atau dinamakan Agro Maritim Financing. Ini antara lain dilakukan dengan melihat potensi share pertanian Jatim terhadap PDRB mencapai 13,65 persen dengan tenaga kerja sebanyak 33,40 persen. Menurutnya, solusi pembiayaan ini diharapkan bisa menggeser nilai tambah ke pedesaan, sehingga menjadi solusi terhadap anomali inflasi di pedesaaan, serta menurunkan kemiskinan di pedesaan.

Melaluo pembiayaan model fiscal engineering ini, jelas orang nomor satu di Jatim tsb, Pemprov Jatim juga memberlakukan BLUD pada Organisasi Perangkat Daerah, yang salah satu contohnya yakni rumah sakit. Dengan diberlakukannya BLUD ini, pelayanan tidak menggunakan APBD. Demikian pula, dilakukan pendirian PBF dan PBAK yang akan meningkatkan PAD serta sekaligus efisiensi. “Yang terbaru, tahun 2018, Pemprov Jatim memBLUD-kan sebanyak 20 SMKN yang berada di bawah Dinas Pendidikan Prov. Jatim,” ujarnya.

Sedangkan untuk model pembiayaan creative engineering diterapkan pada pinjaman bank dan non bank, obligasi daerah, dan memperbanyak model Public Private Partnership (PPP). Ia menambahkan Jatim jyga mengusulkan corporate bond yang secara prinsip disetujui, tetapi nasih dipelajari teknisnya oleh OJK. Ditambahkan, yang dijual pada corporate bond ini adalah prospek proyeknya. Sebagai contoh, Prospek Pelabuhan Probolinggo dengan pengelola PT. Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) Port Service. Pelabuhan ini memiliki potensi 40 persen lebih efisien dibandingkan Tanjung Perak.

Sementara untuk pembiayaan dengan PPP telah dilakukan Proyek SPAM Umbulan yang menjadi showcase kerjasama pemerintah badan usaha. Dalam hal ini, Pemprov Jatim antara lain memiliki peranmemberi dukungan perijinan, pengadaan tanah, konservasi wilayah serapan, serta menerima air dan membayar tarif ke badan usaha, suplai air, dan menerima tarif dari PDAM.

Rektor Universitas Paramadina dan Dirjen Otonomi Daerah Puji Inovasi Pembiayaan di Jatim

Seusai mendengarkan paparan yang disampaikan Pakde Karwo, Rektor Universitas Paramadina Prof. Firmanzah, PhD memuji inovasi pembiayaan yang dilakukan sebagai terobosan di Jatim. Yang paling bagus adalah pembiayaan SPAM Umbulan. “Kalau semua daerah melakukan seperti Jatim, Indonesia bisa seperti tiongkok yang bisa cari solusi pembiayaan,” pujinya.

Sementara itu, Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono juga mengapresiasi berbagai terobosan inovasi Jatim yang cukup banyak termasuk inovasi pembiayaan yang dilakjkan Pakde Karwo.

Setelah sukses menyelenggarakan Progran Visionary Leader pada bulan November 2017, Koran Sindo tetap berkomitmen ikutserta dalam mencetak para pemimpin bangsa. Oelh karena itu, media ini kembali menyelenggarakan program Indonesia Visionary Leader pada 24-25 Januari 2018 untuk menguji visi sekaligus kompetensi para pemimpin daerah.

Diharapkan setelah mengikuti program yang dicetuskan oleh divisi Redaksi dan Litbang Koran Sindo ini, para pemimpin daerah akan semakin terpicu untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja mereka. Peningkatan tersebut kemudian diharapkan bisa berimplikasi untuk memupuk keyakinan kepada masyarakat bahwa pemimpin memang memiliki kompetensi yang mumpuni dalam menjalankan pemerintahan.

Pemimpin daerah dari berbagai wilayah di Indonesia ikut ambil bagian dalam program ini. Antara lain Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo, Walikota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto, Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa. Juga, Walikota Bogor Bima Arya, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah (Wali Kota Padang), Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, dan Walikota Jambi Syarif Fasha, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Bupati Karang Asem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Walikota Pekanbaru Firdaus. Ikut serta dalam kegiatan ini Bupati Fak-Fak Mohammad Uswanas, Bupati Bantaeng M. Nurdin Abdullah, dan Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Dalam presentasinya, para peserta memaparkan visi misi, implementasi beserta laporan kinerja yang selama ini dilakukan.

Para peserta dalam program Indonesia Visionary Leader menjalani proses penilaian dari para panelis yang sangat kompeten di bidangnya, yakni Dirjen Otonomi Daerah Sumarsono, Pakar komunikasi Politik UIN Jakarta Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, Rektor Universitas Paramadina Prof. Firmanzah, PhD, dan Ketua Indonesia Institute for Corporate Directorship Andi Ilham Said. (rr)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *