Catatan Pinggir Ekspedisi Layanan Kas Kepulauan BI

  • Whatsapp
Seorang pedagang di Pulau Kangean (kanan) yang bersyukur adanya Layanan Kas Kepulauan BI. Uang logamnya yang lama mati dihidupkan kembali.

SURABAYA, beritalima.com – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur (BI KPw Jatim) belum lama ini telah menjalankan Layanan Kas Kepulauan (BI Jangkau) di pulau-pulau terpencil. Kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama dengan TNI-AL.

Dengan KRI Sidat-851 milik TNI-AL,Tim Ekspedisi Layanan Kas Kepulauan BI selama sepekan (20-27 Maret 2018) berhasil menjangkau Pulau Kangean dan Pulau Sapeken di wilayah administrasi Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dan Pulau Matasiri serta Pulau Kerumputan di wilayah Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan.

Tim Ekspedisi ini terdiri dari 15 personil BI KPw Jatim, Kantor Pusat, KPw Kalsel, Kantor Cabang Malang, Kediri dan Jember, ditambah 2 jurnalis dan satu kameramen televisi, serta 25 ABK KRI Sidat-851 yang dikomandani Mayor Laut (P) Irwin Kurniady.

Mochammad Ganefodin dari beritalima.com yang ikut tim ekspedisi ini, di samping telah mengup-date setiap kegiatan di pulau-pulau terpencil yang dijangkau, juga mencatat pernik-perniknya sebagai berikut;

1.Uang Mati Di Kangean.

Di Pulau Kangean yang penduduknya banyak yang jadi TKI, uang logam limaratus rupiahan ‘tidak laku’. Di pulau ini sudah tidak ada lagi yang mau bertransaksi dengan uang logam limaratus rupiahan, kendati sebenarnya masih laku.

Pembeli, termasuk anak-anak pun, tidak mau menerima pengembalian uang logam itu. Mereka lebih memilih permen atau rela tidak menerima pengembalian.

Karena itu, para pedagang akhirnya juga menolak menerima uang logam, daripada tidak bisa ‘diputar’ atau diedarkan lagi. Dan, uang logam yang sudah terlanjur diterima akhirnya mengendap di gudang, terus baru ditukarkan saat ada Layanan Kas Kepulauan BI.

2.Uang Besar di Pulau Kecil.

Pulau Sapeken, pulau terpencil tapi makmur. Berpenduduk sekitar 40.000 jiwa, bermatapencaharian nelayan, pedagang, dan buruh angkut.

Penghasilan nelayan di pulau pengekspor ikan kerapu ini, menurut pengakuan mereka, berkisar antara Rp 150.000,- sampai Rp 300.000,-/hari. Sedangkan pendapatan buruh angkutnya bisa lebih dari Rp 150.000,-/hari.

Karena itu, uang yang ditukarkan penduduk Pulau Sapeken kebanyakan uang besar, Rp 50.000,-an dan Rp 100.000,-an. Juga, arisan yang diikuti buruh angkut di pulau ini bukan kelas ecek-ecek lagi, tapi arisan harian Rp 50.000,-/hari.

3.Uang Sampai Kumel dan Rusak.

Pulau Matasiri akhirnya dijangkau Tim Ekspedisi, setelah Pulau Kasambau yang dijadwalkan ternyata tidak ada penduduknya. Jumlah penduduk Pulau Matasiri pun relatif kecil, cuma sekitar 300 KK. Sehingga, di pulau ini BI cuma menyerap UTLE sekitar Rp 20 juta, yang semuanya cenderung sangat kumel dan rusak.

Namun demikian, menurut Nurkolis, Asisten Manager BI KPw Jatim, hasil penyerapan UTLE sebesar itu dinilai sudah cukup besar, mengingat kondisi pulau sangat terpencil dan minim penduduk.

Dia juga mengatakan, kondisi ekonomi warga pulau ini terbilang menengah ke bawah. Letak geografis pulau ini di tepi pantai, tidak ada bank, sehingga tingkat kelusuhan uang yang beredar sangat tinggi.

4.Uang Malaysia dan Kedaluwarsa

Pulau Kerumputan pulau terpencil terakhir yang dijangkau Tim Ekspedisi. Kedatangan kami disambut puluhan warga di Balai Desa Pulau Kerumputan. Namun, mereka bukan mau tukar uang, tapi mengira kehadiran orang-orang BI ini untuk bagi-bagi uang.

Hanya puluhan warga yang melakukan penukaran uang. Itupun beberapa di antaranya ditolak BI, karena ada yang uangnya sudah melampaui batas waktu, dan ada yang karena uang Malaysia. BI menegaskan, hanya melayani penukaran rupiah paling lama emisi 1993.

Selain catatan tersebut, catatan lain tentang suasana di KRI Sidat-851. Kapal perang milik TNI-AL ini ternyata sangat nyaman. Kamar-kamar tidurnya ber-AC, masakannya tak kalah nikmat dengan masakan resto di daratan, dan sikap komandan serta seluruh anggota yang sangat bersahabat. Sehingga, tidak ada alasan tidak betah selama ekspedisi. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *