Di Tengah Ekonomi Lesu Akibat Covid-19, Syahrul Minta PUPR Realisasikan Beli Karet Petani

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Legislator Komisi V DPR RI dari Dapil I Provinsi Riau, Syahrul Aidi Ma’azat meminta Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basoeki Hadimoeljono merealisasikan rencana membeli 10.000 ton karet petani sebagai bahan campuran aspal karet.

Seperti diberitakan, Kementerian PUPR sudah menyiapkan anggaran Rp 100 miliar untuk membeli karet langsung dari petani di sejumlah daerah produsen. Karet petani itu bakal dijadikan bahan campuran aspal karet. Ya, belakangan ini petani karet mengeluh karena produksi mereka tidak terserap pasar karena aktivitas ekonomi terhenti sebagai dampak dari wabah virus Corona (Covid-19).

“Kami dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengapresiasi inovasi Kementerian PUPR tersebut sebagai solusi jitu di tengah jatuhnya harga karet di dalam negeri. Karena itu, Fraksi PKS juga mendorong penyerapan karet lokal untuk sektor infrastruktur dan konstruksi yang lebih besar lagi,” kata Syahrul dalam keterangan pers dia yang diterima awak media, Senin (11/5).

Dikatakan, Kementerian PUPR dapat memanfaatkan karet petani ini untuk bantalan perletakan jembatan dan jalan layang (elastomeric bearing pad), bantalan bangunan tahan gempa (seismic bearing), bantalan rel kereta api (rail pad) dan bantalan dermaga (dock fender).

Khusus untuk karet bantalan untuk perletakan jembatan, ungkap Syahrul, Kementerian PUPR memiliki anggaran pemeliharaan rutin jembatan 496 km Rp110 milyar untuk 2020. Selama ini kebutuhan perusahaan konstruksi untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sebagian besar masih dipenuhi melalui impor, terutama dari China dan Malaysia.

Karet bantalan impor ini menggunakan karet sintetik tipe kloroprena (CR) yang memiliki keunggulan berupa ketahanan terhadap ozon dan oksidasi termal yang sangat baik sehingga terbukti tahan lama. Sedangkan produk karet bantalan lokal komersial umumnya terbuat dari jenis karet alam.

Namun, produsen karet dalam negeri yang sebagian besar berskala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak mempertimbangkan susunan formulasi kompon karet yang tepat, hanya mengutamakan keuntungan ekonomi semata. Akibatnya banyak produk karet bantalan jembatan yang mengalami kegagalan mutu karena tidak memenuhi persyaratan standar sesuai SNI 3967:2013.

Kegagalan tersebut, kata Syahrul, utamanya pada parameter pampatan tetap, ketahanan ozon dan ketahanan terhadap pengusangan. Namun, penelitian dari Puslit Karet Bogor 2019 telah menemukan penggunaan karet alam dengan bahan pengisi arang hitam tipe N550, N774 dan N330 sebagai produk karet bantalan lokal memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan produk karet bantalan impor.

“Karena itu, Fraksi PKS meminta KemenPUPR untuk menggunakan karet lokal sebagai karet bantalan jembatan yang dapat digunakan sebagai pemeliharaan rutin jembatan. Hasil penelitian Puslit Karet Bogor di atas dapat meningkatkan kualitas produk karet bantalan lokal sehingga dapat dipergunakan sesuai standar SNI 3967:2013,” demikian H Syahrul Aidi Ma’azat MA. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait