Harga Komoditas Pangan di Kota Kupang Terkendali

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Secara umum perkembangan komoditas pangan terutama harga kebutuhan sembilan bahan pokok di kota Kupang terkendali. “Saya minta terima kasih kepada pemerintah provinsi (pemprov) NTT yang telah mengendalikan harga pasar dengan baik,” kata Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, di Kupang, Sabtu (26/5).

Menteri Enggar, mengatakan hal itu ketika usai memantau harga komoditas pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 H tahun 2018, di dua pasar yang terdapat di kota Kupang, yaitu pasar Kasih, Naikoten dan pasar Oeba. Dalam kunjungannya, Menteri Enggar, didampingi Isteri, Ny. Pegy Lukita dan juga Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.

Tampak turut dalam rombongan Menteri, Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional, Dody Edward, Ditjen Perdagangan dalam negeri, Tjahya Widayanty dan Kepala Biro Umum, Kementerian Perdagangan, Simon Zelotes. Sedangkan dari pemprov NTT, Kepala Biro Humas, Semuel Pakereng dan pejabat Dinas Perdagangan NTT.

Melalui keterangan pers, Menteri Enggar, meminta satuan tugas (Satgas) pangan bersama Dinas Perdagangan di daerah untuk terus mengawal perkembangan harga kebutuhan sembilan bahan pokok agar tetap stabil. Enggar, juga berharap satgas pangan bersama Dinas Perdagangan di kabupaten dan kota dapat berkoordinasi dengan Tim Pengendalaian Inflasi Daerah (TPID) untuk melakukan pemantauan perkembangan harga secara harian, bukan sesaat saja.

“Saya berharap pemprov NTT bisa memberikan kontribusi deflasi, bukan inflasi. Sehingga pengendalian inflasi benar-benar dapat dilakukan, terutama oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah, baik di provinsi maupun di kabupaten,” ujar Menteri.

Menteri Enggartiasto Lukita, baik di pasar Kasih dan pasar Oeba berdialog langsung dengan para pedagang. Menurut dia, harga daging sapi segar Rp. 90.000, per kilogram (kg), tidak mengalami kenaikan dan stabil. Hanya saja, lanjut Enggar, harga bawang putih dan bawang merah antara satu tempat dan tempat lain berbeda tetapi masih dalam batasan harga.

Menurut dia, secara nasional, harga kebutuhan pokok dapat terkendali. Terjadi fluktuatif hanya untuk daging ayam dan telur ayam. Untuk komoditas pangan lainnya tidak ada gejolak harga. “Tetapi yang menarik bagi saya adalah sayur-mayur. Sayur di Kupang segar. Siapa yang menyangka kalau di pulau Timor ada sayur yang begitu segar,” tambah Menteri Enggar.

Menyinggung harga beras, jelas Enggar, harga beras jenis medium di pasar Kasih, Naikoten, Rp. 8.900/kg, berada dibawah harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok Badan Urusan Logistik (Bulog), sebesar Rp. 9.450/kg. Kata Enggar, Bulog setiap saat siap untuk penuhi jika NTT mengalami kekurangan beras. “Saya dapat laporan dari Bulog bahwa stok beras untuk NTT selama tiga sampai empat bulan kedepan sudah ada di gudang,” ucap dia.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, mengatakan untuk memenuhi ketersediaan telur di NTT, pihaknya meminta PT Charoen Pokphand di Kupang untuk meningkatkan produksi. Ada juga dari peternak mandiri yang dapat meningkatkan produksi telur ayam.

“Jujur, kita masih mendatangkan telur ayam dari luar. Namun dengan kerja keras, saya yakin kedepan akan lebih baik lagi dalam memenuhi ketersediaan telur ayam,” jelas Lebu Raya.

Sesuai pantauan perkembangan harga kebutuhan pokok di pasar Kasih, Naikoten dan Oeba, pada umumnya tidak terjadi gejolak harga. Misalnya, harga minyak goreng bimoli lima lter, Rp. 75.000, dan kemasan bimoli satu liter, Rp. 16.000. Telur ayam Rp. 54.000, sebelumnya Rp. 52.000/papan, ayam pedaging Rp. 50.000, naik menjadi Rp.60.000/ekor dan beras medium Rp. 8.900/kg.

Selanjutnya, daging sapi segar Rp. 90.000/kg, cabe merah kecil Rp. 40.000/kg, cabe kriting semula harga Rp 40.000, naik menjadi Rp. 60.000/kg. Bawang merah Rp. 25.000, naik menjadi Rp. 30.000/kg, bawang putih Rp. 35.000, sebelumnya Rp. 30.000/kg. Serta gula pasir biasa Rp. 12.500/kg dan gula pasir kristal Rp. 14.000/kg.(*/Ang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *