Hari Janda Internasional di Tengah Pandemi Virus Corona

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com– Hari Janda Internasional atau International Widows’ Day, kali ini diperingati di tengah pandemi virus corona (SARS-CoV-2). Kendati begitu, yang sama adalah Hari Janda di tengah wabah Covid-19 ini masih dipenuhi oleh sejumlah stigma.
Sejak ditetapkan oleh PBB pada 2011 lalu, Hari Janda Internasional diperingati setiap 23 Juni.

PBB menyoroti pandemi Covid-19 ini diperkirakan membuat puluhan ribu perempuan menjadi janda. Kondisi ini membuat perempuan kehilangan dukungan sosial ekonomi dan keluarga mereka. Sementara di seluruh dunia, diperkirakan terdapat sekitar 258 juta janda. Sekitar 10 persen hidup dalam kemiskinan yang ekstrem.

Berdasarkan pandemi-pandemi sebelumnya seperti HIV/AIDS dan Ebola, janda seringkali mendapatkan persoalan. PBB juga menyebut bahwa janda sangat rentan akan kemiskinan.

“Pengalaman dari pandemi masa lalu, misalnya HIV/AIDS dan Ebola, menunjukkan bahwa para janda sering kali ditolak hak warisnya, properti mereka diambil setelah kematian pasangannya, dan dapat menghadapi stigma dan diskriminasi ekstrem, sebagai ‘pembawa’ penyakit,” tulis PBB di situs resmi mereka.

Selain pembawa penyakit, stigma lain juga banyak melekat pada seorang janda. Janda seringkali dianggap sebagai perempuan yang tidak benar, bukan perempuan baik-baik, perempuan yang tidak patuh, serta perempuan nakal dan penggoda.

PBB juga merekomendasikan setiap negara untuk memberikan janda pekerjaan yang layak, upah yang sama, peluang pendidikan dan pelatihan. Menurut PBB, memberdayakan janda agar dapat menghidupi diri sendiri dan keluarga juga dapat mengatasi stigma sosial yang menciptakan pengucilan dan praktik diskriminatif yang berkembang.

“Pemerintah harus mengambil tindakan untuk menjunjung tinggi komitmen mereka untuk memastikan hak-hak para janda. … Dan dalam konteks COVID-19, para janda tidak boleh ditinggalkan dari pekerjaan kita untuk membangun kembali dengan lebih baik,” tulis PBB. (Red).

beritalima.com

Pos terkait