Hari Waisak : Rajut Benang Merah Kedamaian Dari Perbedaan Selama Kampanye

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Rutin seperti tahun – tahun sebelumnya baik kegiatannya maupun rangkaian acaranya pada Perayaan Hari Waisak, di Wihara Ekayana Arama, sebagai wihara terbesar di Jakarta Barat, tepatnya Jalan Mangga II, Kelurahan Duri Kepa, diperkirakan hadir sekitar 10 ribu umat Buddha dari Nusantara.

Dikatakan Bhante Nyanagupta, Bendahara Umum Sangha Agung Indonesia, tema Waisak 2563 BE/2019 adalah ”Mencintai Tanah Air Indonesia, Dalam Kasih Buddha Kita Semua Bersaudara Wujudkan Masyarakat Sejahtera”. Dalam ajarannya, Buddha mengajarkan untuk menjaga pikiran, ucapan, dan tindakan dengan penuh cinta kasih dan welas asih kepada semua makhluk. Oleh karena itu dalam kasih Buddha melalui ajarannya baik umat Buddha maupun seluruh masyarakat Indonesia dari beragam suku, agama, ras dan tradisi harus dapat merajut tali persaudaraan serta menjaga perdamaian.

Dijelaskan Ketua Ekayana Peduli, Husen Danavira yang juga sebagai Humas menyatakan bahwa kegiatan Hari Waisak ini dilaksanakan sejak April, namun rangkaian kegiatan Waisak tahun ini, Wihara Ekayana Arama terus berusaha menumbuhkan rasa kepedulian sosial umatnya melalui kunjungan kasih dengan mengunjungi umat yang sedang sakit.

“Kepedulian sosial juga ditumbuhkan melalui kegiatan bakti sosial pembagian sembako, pembagian kaca mata gratis, pengobatan gratis, dan aksi donor darah massal, serta kerja bakti membersihkan lingkungan Wihara. Selain kegiatan kepedulian sosial, dalam rangkaian kegiatan Waisak juga diadakan berbagai kegiatan spiritual, seperti sepekan meditasi, pembekalan wisudhi, Family Blessing (Pemberkahan Keluarga), upacara Yi Fo, penyalaan pelita Waisak, dan ritual Pradakshina,” ujarnya.

Selain itu ada satu kegiatan rangkaian yang sangat berkesan di Waisak tahun ini, yaitu Prosesi Kitab Suci Mahapitaka di Wihara Vaipulyasasana atau lebih kenal dengan Wihara Kong Hua Sie yang merupakan salah satu Wihara tertua di Jakarta. Dalam prosasi kitab suci. Umat Buddha mendapatkan karma baik yang luar biasa dengan menanam bibit Kebuddhaan melalui prosesi mengantarkan Kitab Suci yang berisi ajaran-ajaran Buddha.

“Perayaan Waisak ini merupakan Puncak dari seluruh Rangkaian Kegiatan Waisak yang telah diselenggarakan kurang lebih sebulan terakhir di Wihara Ekayana Arama yang akan ditutup dengan kegiatan Waisak Anak dan Pradakshina pada tanggal 26 Mei 2019. Semoga seluruh Rangkaian Kegiatan di bulan Waisak ini dapat bermanfaat dan mendukung pelatihan diri bagi seluruh umat Buddha, dan bermanfaat bagi semua makhluk. Sadha… Sadha… Sadhu…,” ujar Ketua I Panitia Waisak 2563 BE/2019 Wihara Ekayana Arama, Bapak Ferry S. Djongianto.

Hadir pada kesempatan itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi, Syafruddin, Kapolda Metro Jaya Gatot Eddy, Walikota Jakarta Barat,, para Bhiksu dan umat Buddha. Namun dalam penyampaiannya, Menteri PANRB, yang tiba sekitar pukul 09.15 usai lawatannya dari Makassar langsung menyaksikan penandatanganan prasasti yang dilaksanakan oleh Kapolda Metro Jaya.

Pada kesempatan ini, Syafruddin mengatakan di tengah – tengah momentum bulan ramadhan, ada dua perayaan, yang menurutnya merupakan suatu sinopsis untuk menanamkan ketulusan dan keikhlasan. Terlebih dalam membangun semangat persaudaraan dalam persatuan bangsa yang luas universal untuk masyarakat Indonesia semata mata.

“Di tengah perayaan Warisan untuk cinta, mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Oleh karena merajut benang merah untuk kedamaian dari adanya perbedaan, karena ini merupakan suatu landasan yang mutlak di Indonesia,” imbuhnya.

Sebelumnya Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy, mengatakan bahwa peringatan Hari Waisak ini dapat dijadikan momentum untuk sama sama merajut kembali dari perbedaan selama masa kampanye yang lalu. Dan menanamkan nilai nilai kesejukan suasana damai dan aman. ddm

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *