Haul Masyayikh Ponpes Bahrul Ulum

  • Whatsapp

JOMBANG, beritalima.com – Opening Ceremony HUT Madrasah 102 yanf dibarengi dengan HUT Pondok yang ke 192 dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, di Dusun Tambak Beras, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Diikuti sekitar 10.000 santri yang terdiri dari 34 Cabang Pondok Pesantren yang ada dalam Kompleks PPBU.

Pada komentarnya, KH. Kholik yang menjabat Sekretaris Pondok Pesantren Bahrul Ulum, yang juga sebagai pegasuh di pondok pesantren, ia mengatakan kegiatan itu rutin dilaksanakan di tiap tahun dan selalu dilaksanakan menarik. Hingga pada kegiatan yang telah dilaksanakan itu, dilaporkan pada Ketua Yayasan dan Ketua Majelis Pondok Pesantren Bahrul Ulum.

Lebih lanjut dikatakan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, KH. Irfan Sholeh, bahwa Pondok Pesantren Bahrul Ulum adalah pelopor Islam Nusantara. Oleh karena itu menurutnya perlu disampaikan kepada Ketua Umum Pengurus Nahdlatul Ulama (PBNU), kendati KH. Ma’ruf Amin yang menjabat Rois ‘Aam di PBNU masih hangat dibicarakan di media sosial. Tapi Gus Irfan lebih banyak membicarakan pembangunan kantor pengelola Pondok Pesantren Bahrul Ulum Ma’had ‘Ali.

Meskipun masa jabatannya sebagai Ketua Yayasan PPBU berakhir bulan Nopember nanti, tapi dia sangat antusias terhadap pembangunan kantor pengelola pondok pesantren, yang perlu kucuran dana kurang lebih Rp17 miliar. Namun dalam penyampaiannya terhadap pembangun kantor Ma’had ‘Ali harus selesai dalam waktu dua tahun.

Sementara disampaikan KH. Hasib Wahab Chasbullah, Ketua Majelis Pondok Pesantren Bahrul Ulum, mengapresiasi selama Ponpes Bahrul Ulum dipimpin Gus Irfan Sholeh yang telah banyak melakukan pembangunan fisik. Lain daripada itu, Gus Hasib menyampaikan bahwa santri yang mengikuti Haul Masyayikh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, dapat menjadi penerus kader NU.

Hal lain ditambahkan Gus Latief, Kepala Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Bahrul Ulum, menyatakan bahwa tema HUT Madrasah dan Pondok ini adalah Islam Nusantara dan Bhinneka Tunggal Ika, karena ingin mengenal peran ulama yang menggunakan kearifan lokal. Yang mana kearifan lokal itu tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dan bahkan ulama fiqih menyampaikan bahwa salah satubsumner hukum agama adalah uref atau kearifan lokal karena disebutkan dalam hadits.

“Apa yang dipandang baik oleh umat Islam selama tidak bertentangan dengan syariat Islam dan hadits,” imbuh Gus Latief. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *