HIV Itu Sangat Bahaya

  • Whatsapp

Oleh :
DR.dr. Robert Arjuna FEAS*
Belakangan Bandung di hebohkan dengan HIV / AIDS,Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Sis Silvia Dewi melaporkan ratusan mahasiswa Bandung yang teridentifikasi positif HIV merupakan akumulasi data sejak 1991 hingga 2021. Adapun data yang dihimpun tergabung dalam pelaporan tes HIV di puskesmas, rumah sakit, hingga sejumlah klinik.Ada 12 ribu lebih yang tes HIV di Kota Bandung, dari 12 ribu tersebut, 5.800 nya adalah warga Kota Bandung, data itu merupakan akumulasi dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2021,” tegas dia dalam program e-Life detikcom Jumat
Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Sis Silvia Dewi melaporkan ratusan mahasiswa Bandung yang teridentifikasi positif HIV merupakan akumulasi data sejak 1991 hingga 2021. Adapun data yang dihimpun tergabung dalam pelaporan tes HIV di puskesmas, rumah sakit, hingga sejumlah klinik.Ada 12 ribu lebih yang tes HIV di Kota Bandung, dari 12 ribu tersebut, 5.800 nya adalah warga Kota Bandung, data itu merupakan akumulasi dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2021,” tegas dia dalam program e-Life detikcom Jumat

SiBudi seorang pengidap Narkotika yang lama dan belakangan xering sakit ternyata dia nenderita penyakt HiV / AIDS dan sedang dilakukan terapi medis yang teratur beda dengan si Anwar yang hobby main cewek nakal ternyata sekarang kena AIDS, dia harus minum obat sepanjang massa dan istrinya mendapat AIDS juga dan harus mendapat perawatan, Jadi Penyakit ini berbahaya dan menular,bertepatan pada setiap tahun 1 Desember Dunia memperingati Hari AIDS/ HIV sedunia, mari kita bahas…….
Saudara, Dunia ini sedang berhadapan dengan Pandemi Covid sehingga terabaikan bahwa Penyakit AIDS
merupakan penyakit yang tidak boleh diremehkan karsna berefek besar bagi khidupan manusia, Bertepatan padahari ini dalah Hari AIDS sedunia kembali kami sajikan artikel bertopik Hari AIDS untuk dibaca!
Hari AIDS Sedunia pertama kali digagas pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua petugas informasi publik untuk Program Global AIDS Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss
Dr. Mann menyukai konsep tersebut, dan setuju dengan rekomendasi bahwa peringatan Hari AIDS Sedunia yang pertama harus dilakukan pada tanggal 1 Desember 1988.
UNAIDS kemudian menciptakan Kampanye AIDS Sedunia pada tahun 1997 dengan fokus pada komunikasi, pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun.Kemudian Pada tahun 2016, kumpulan LSM terkait HIV dan AIDS (termasuk Panagea Global AIDS dan The AIDS and Rights Alliance for Southern Africa) memulai kampanye untuk mengganti nama Hari AIDS Sedunia menjadi Hari HIV SeduniaSetiap tahun, Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI merilis pesan ucapan selamat untuk pasien dan dokter pada Hari AIDS Sedunia

APA ITU HIV/AIDS?
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. semua orang berisiko terinfeksi HIV, tanpa mengenal batasan usia. Belum ada obat untuk menyembuhkan infeksi HIV.
HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Di Indonesia, sejak pertama kali ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987 HIV tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Pulau Bali adalah provinsi pertama ditemukannya infeksi HIV/AIDS di Indonesia. Mengutip data dari Laporan Perkembangan HIV/AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, dilaporkan terinfeksi HIV.
A.2017 : jumlah orang yang terinfeksi HIV ada sebanyak 23.204. (L= 14.970 ,P= 8.234 orang)
B.2016, jumlah orang teri feksi HIV total 41.250 orang
Menurut UNAIDS, di Indonesia ada sekitar 690 ribu orang pengidap HIV sampai tahun 2015.
Dari jumlah tersebut, setengah persennya berusia antara 15 hingga 49 tahun. Wanita usia 15 tahun ke atas yang hidup dengan kondisi HIV sekitar 250 ribu jiwa.
Angka kematian akibat AIDS mencapai 35 ribu orang. Dengan demikian terdapat anak-anak yatim piatu akibat kematian orang tua karena AIDS berjumlah 110.000 anak.

“Di Indonesia, ada 255.527 kasus HIV. Kalau melihat laporan dari tiap provinsi di Indonesia, ada sekitar 100 ribu kasus per hari. Ini kebanyakan karena seks berisiko secara heterogen maupun homogen,” ujar Wiendra dalam perayaan Hari AIDS Sedunia .

Menurut Wiendra Waworuntu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, hingga Juni 2017 dilaporkan ada lebih dari 255 ribu kasus kejadian HIV di Indonesia. Sebanyak 72,4 persen kejadian HIV di Indonesia disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak terproteksi.

Wiendra prihatin karena kasus kebanyakan terjadi pada mereka yang berusia produktif antara 21-29 tahun. Upaya pemerintah, lanjutnya, dirasa cukup optimal melalui promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi semua tak akan berarti tanpa adanya keterlibatan masyarakat.
Harapannya, pada 2030 mendatang, Indonesia mencapai 3Zero yakni tidak ada lagi kasus kejadian HIV, tidak ada yang meninggal akibat AIDS, dan tidak ada stigma buruk maupun diskriminasi terhadap ODHA atau orang dengan HIV/AIDS. Hal ini juga perlu didukung unit-unit pelayanan kesehatan demi akses kesehatan yang lebih baik.

Penyebaran HIV
HIV tidak menular semudah itu ke orang lain. tidak menyebar melalui udara seperti virus batuk dan flu. HIV hidup di dalam darah dan beberapa cairan tubuh. Tapi cairan seperti air liur, keringat, atau urine tidak bisa menularkan virus ke orang lain. Ini dikarenakan kandungan virus di cairan tersebut tidak cukup banyak.

Cairan yang bisa menularkan HIV ke dalam tubuh orang lain adalah:
1.Darah
2.Dinding anus
3.Air Susu Ibu
4.Sperma
5.Cairan vagina, termasuk darah menstruasi

HIV tidak tertular dari ciuman, air ludah, gigitan, bersin, berbagi perlengkapan mandi, handuk, peralatan makan, memakai toilet atau kolam renang yang sama, digigit binatang atau serangga seperti nyamuk.

Cara yang utama agar virus bisa memasuki ke dalam aliran darah adalah:
1.Melalui luka terbuka di kulit.
2.Melalui dinding tipis pada mulut dan mata.
3.Melalui dinding tipis di dalam anus atau alat kelamin.
4.Melalui suntikan langsung ke pembuluh darah memakai jarum atau suntikan yang terinfeksi.
5.Melalui hubungan seks

Penyebaran virus yang paling utama adalah dengan cara hubungan seks melalui vagina dan anal tanpa pelindung. Seks oral tanpa pelindung juga berisiko terinfeksi, tapi risikonya cukup kecil. Penyebaran HIV melalui seks oral akan meningkat jika orang yang melakukan seks oral sedang sariawan atau terdapat luka di mulut. Atau melakukan seks dengan orang yang baru saja terinfeksi HIV dan punya banyak virus di tubuhnya.

Tinggi rendahnya risiko penularan HIV berbeda-beda, tergantung pada jenis hubungan seks yang dilakukan.Melakukan seks oral pada pria yang positif HIV, dan pria itu ejakulasi di mulut.Penularan HIV bisa terjadi ketika kita lakukan seks oral pada wanita yang positif mengidap HIV, terutama saat sang wanita sedang menstruasi, meski risikonya kecil.
Menerima seks oral dari orang yang menderita HIV risikonya sangat rendah, karena HIV tidak menular melalui air liur.

Selain melalui hubungan seks, HIV bisa menular melalui:
1.Tranfusi darah.
2.Dari ibu kepada bayi, baik saat kehamilan, melahirkan, atau ketika menyusui.
3.Berbagi jarum, baik untuk menindik atau menato.
4.Berbagi suntikan, terutama bagi para panasun (pengguna narkotika suntik).
5.Berbagi alat bantu seks dengan pengidap HIV.

Mekanisme Perkembangan Penyakit HIV
Sistem kekebalan tubuh bertugas melindungi kita dari penyakit yang menyerang. Salah satu unsur yang penting dari sistem kekebalan tubuh adalah sel CD4. Sel ini melindungi dari beragam bakteri, virus, dan kuman lainnya. HIV menginfeksi sistem kekebalan tubuh. Virus memasuki sistem kekebalan pada sel CD4. Virus ini memanfaatkan sel CD4 untuk menggandakan dirinya ribuan kali. Virus yang menggandakan diri ini akan meninggalkan sel CD4 dan membunuhnya pada waktu yang sama. Makin banyak sel CD4 yang mati, sistem kekebalan tubuh akan makin rendah. Hingga akhirnya, sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi.Ketika proses ini terjadi, tubuh akan tetap merasa sehat dan tidak ada masalah. Kondisi ini bisa berlangsung selama 10 tahun atau bahkan lebih. Dan penderita bisa menyebarkan virus pada periode ini.

Siapa yang berisiko terinfeksi HIV. .
1.Pengguna narkotika suntik (panasun).
2.Orang yang membuat tato atau melakukan tindik.
3.Orang yang melakukan hubungan seks tanpa kondom
4.Orang yang tinggal atau sering bepergian ke daerah-daerah dengan angka HIV tinggi, misalnya Afrika, Eropa Timur, Asia, dan Amerika bagian selatan.
5.Orang yang melakukan transfusi darah di daerah dengan angka HIV tinggi.
6.Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
7.Orang yang melakukan hubungan seks dengan pengguna narkotika suntik.

Tahapan perjalanan HIV
1. Tahap pertama adalah serokonversi (Periode waktu tertentu di mana antibodi HIV sudah mulai berkembang untuk melawan virus.).Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita sakit mirip seperti flu.Gejala seperti flu ini akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi Gejala yang paling umum terjadi adalah
A. .Tenggorokan sakit
B. .Demam
C. .Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal
D. Pembengkakan noda limfa
E. .Penurunan berat badan
F. Diare
G. .Kelelahan
H. Nyeri persendian
I. Nyeri otot

Setelah ini, HIV tidak menimbulkan gejala apa pun selama beberapa tahun. Masa waktu inilah yang sering disebut sebagai serokonversi Gejala-gejala di atas bisa bertahan selama satu hingga dua bulan, atau bahkan lebih lama. Ini adalah pertanda sistem kekebalan tubuh sedang melawan virus. Tapi, gejala tersebut bisa disebabkan oleh penyakit selain HIV. Kondisi ini tidak semata-mata karena terinfeksi HIV.

2. Tahap Kedua adalah masa ketika tidak ada gejala yang muncul
Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun. Periode ini disebut sebagai masa inkubasi, atau masa laten. Virus yang ada terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pada tahapan ini, Anda akan merasa sehat dan tidak ada masalah. Kita mungkin tidak menyadari sudah mengidap HIV, tapi kita sudah bisa menularkan infeksi ini pada orang lain. Lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan bisa lebih.

3. Tahap Ketiga adalah infeksi HIV berubah menjadi AIDS.
Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Dengan kondisi ini, Anda akan lebih mudah terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Berikut ini adalah gejala yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir:
1. Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan pangkal paha.
2. Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
3. Merasa kelelahan hampir setiap saat.
4. Berkeringat pada malam hari.
5. Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya.
6. Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit.
7. Sesak napas.
8. Diare yang parah dan berkelanjutan.
9. Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.
10. Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
Risiko terkena penyakit yang mematikan akan meningkat pada tahap ini. Misalnya kanker, TB, dan pneumonia. Tapi meski ini penyakit mematikan, pengobatan HIV tetap bisa dilakukan. Penanganan lebih dini bisa membantu meningkatkan kesehatan.

Melakukan Tes HIV/AIDS
Yang paling umum adalah tes darah. Tes ini berfungsi untuk menemukan antibodi terhadap HIV di dalam darah. Tapi, tes darah ini baru bisa dipercaya jika dilakukan setidaknya sebulan setelah terinfeksi HIV, karena antibodi terhadap HIV tidak terbentuk langsung setelah infeksi awal. Antibodi terhadap HIV butuh waktu sekitar dua minggu hingga enam bulan, sebelum akhirnya muncul di dalam darah.
Penderita HIV bisa berkonsultasi dengan Komunitas AIDS Indonesia, mereka akan dilayani dengan penyuluhan kesehatan n pengobatan serta pencegahan penularan.

Komunitas AIDS Indonesia
1.ODHA Indonesia
2.Himpunan Abiasa
3.Yayasan Spiritia
4.Yayasan Orbit
5.Yayasan AIDS Indonesia
6.Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).

Pencegahan
Tidak ada vaksin untuk mencegah HIV dan tidak ada obat untuk AIDS, tapi Anda bisa melindungi diri agar tidak terinfeksi. Satu-satunya cara untuk mencegah terinfeksi HIV adalah dengan menghindari kegiatan yang meningkatkan risiko tertular HIV. Pada dasarnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Bagi wanita hamil yang positif terinfeksi HIV, ada obat ARV khusus untuk wanita hamil. Obat ini untuk mencegah penularan HIV dari ibu kepada bayinya. Tanpa pengobatan, terdapat perbandingan 25 dari 100 bayi akan terinfeksi HIV. Risiko bisa diturunkan kurang dari satu banding 100 jika diberi pengobatan sejak awal.Dengan pengobatan lebih dini, risiko menularkan virus melalui kelahiran normal tidak meningkat. Tapi bagi beberapa wanita, tetap disarankan untuk melahirkan dengan operasi caesar.
Bagi wanita yang terinfeksi HIV, disarankan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya. Virus bisa menular melalui proses menyusui. Jika Anda adalah pasangan yang menderita HIV, bicarakan kepada dokter sebagaimana ada pilihan untuk tetap hamil tanpa berisiko tertular HIV.
Demikian ulasan kami tentang penyakit HIV/AIDS di momentum Hari HIV / AIDS sedunia,
Sekilas info,Semoga bermanfaat.
RobertoNews 1534《1.9.22(08.00)》
• Praktisi Dokter & Penulis illmu kesehatan

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait