Jatim Jadi Pilot Project UNICEF

  • Whatsapp
Gubernur Jatim Pakde Karwo foto bersama serta menerima kue dari perwakilan Jawa Pos & UNICEF Indonesia di RK Gedung Negara Grahadi Sby

SURABAYA, beritalima.com – United Nations Children’s Fund (UNICEF) menginisiasi proyek imunisasi campak bagi seluruh anak yang ada di Indonesia. Dipilihnya Jatim sebagai pilot project karena keberhasilan Jatim dalam berinovasi memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada anak.
Hal tersebut terungkap ketika perwakilan UNICEF dan Jawa Pos menemui Gubernur Jatim Dr. H Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Kamis (6/7) siang.

Pada kesempatan tersebut, Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo menyambut positif keinginan UNICEF itu.
Menurutnya, apabila imunisasi tersbut sukses dilakukan, maka 24 persen anak di Jawa terselamatkan dari bahaya campak. Pakde Karwo juga menilai upaya yang dilakukan UNICEF tersebut merupakan wujud investasi anak di kemudian hari agar terbebas dari penyakit campak.

“Apabila 100 persen anak di Jatim bisa terimunisasi, maka akan sangat bagus bagi kemajuan Indonesia dikemudian hari,” ujarnya.
Dijelaskan, sebagian orang tua banyak yang menolak melakukan imunisasi kepada anak-anaknya. Alasannya, karena mereka tidak memahami fungsi imunisasi bagi kesehatan anak ketika beranjak dewasa. Penyebaran pamflet ataupun poster terbukti kurang berhasil.

Perlu adanya pendampingan baik dari pemerintah maupun pihak swasta agar masyarakat bisa paham bahayanya anak apabila tidak diimunisasi. Kebanyakan orang tua takut apabila terjadi sesuatu kepada anaknya setelah dilakukan imunisasi. Biasanya, ada kekhawatiran para anak akan demam setelah dilakukan imunisasi. “Masyarakat perlu garansi dari petugas, bahwa imunisasi tidak akan memberi dampak buruk bagi anak. Sisi psikologis seperti itu menjadi kunci keberhasilan dalam pendampingan kepada orang tua,” ungkapnya.

Pakde Karwo mengusulkan agar fakultas-fakultas kedokteran yang ada di Jatim dilibatkan dalam memberikan pendampingan. Secara tidak langsung, para mahasiswa akan terjun langsung dalam mempelajari ragam penyakit yang ada di sekitarnya, khususnya penyakit-penyakit tropis. Tentu, hal tersebut bisa dilakukan karena setiap fakultas kedokteran memiliki wilayah binaan. “Tidak kalah pentingnya, pihak swasta juga harus ikut dalam proses sosialisasi pentingnya imunisasi bagi anak. Salah satunya melalui Corporate Social Responsibility (CSR),” jelasnya.

Gubernur Jatim itu juga mengusulkan, titik pertama yang harus dilakukan pendampingan adalah wilayah di Madura. Masih banyak anak di Madura yang belum terimunisasi, salah satu alasannya adalah belum memahami fungsi dari imunisasi. Madura bisa dikatakan menjadi prioritas karena dibandingkan kabupaten kota lain, tingkat kemiskinannya paling tinggi, sebagai contoh di Kab. Sampang mencapai 24,3 persen, dan Kab. Bangkalan mencapai 21,71 persen.

Sementara itu, Chief Field Office Unicef di Jatim, Arie Rukmantara menjelaskan apabila program program diawali di Jatim tingkat keberhasilannya akan besar, dan bisa diikuti provinsi lain. Alasannya adalah Jatim menjadi contoh yang baik bagi provinsi lain. (rr)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *