Jelang Dilantik, PAS Jatim Gugah ‘Kematian’ THR

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Paguyuban Seniman (PAS) Jawa Timur ingin Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya kembali hidup. Mereka berharap pengelolaan THR Surabaya seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, yang rutin menampilkan pertunjukan kesenian daerah.

“Kami berharap THR Surabaya bisa menjadi minaturnya TMII di Jatim. Kalau TMII bisa mejadi tempat wisata yang rutin menampilkan pertunjukan seni dari berbagai daerah di nusantara, THR mustinya dapat menampilkan kesenian-kesenian dari seluruh daerah di Jatim,” kata Wakil Ketua PAS Jatim, Eko Tjahjono Prijanto, Jumat (24/2/2017).

Eko melontarkan usulan itu di sela pengumuman kepengurusan PAS Jatim periode 2017–2022 di Surabaya. Kepengurusan kelompok seniman ini rencananya akan dilantik Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, di Surabaya, Sabtu (25/2/2017).

Eko adalah salah seorang seniman yang menggagas pembentukan PAS Jatim yang berdiri tahun 2013. Dia mengatakan, seniman Jatim perlu membentuk paguyuban karena selama ini eksistensi mereka terkotak-kotak oleh organisasinya sendiri-sendiri.

Dengan terbentuknya PAS Jatim, Eko yakin seniman yang sebelumnya berdiam diri di organisasi masing-masing seperti Persatuan Artis Film Indonesia, Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia, Persatuan Artis Sinetron Indonesia dan lain sebagainya dapat difasilitasi melalui wadah ini.

“PAS Jatim juga dapat memecah kebuntuan seniman dalam berkarya. Sebab di sini berkumpul penari, pemusik, pelukis, pemain film, seniman tradisi, hingga komedian, sehingga melalui wadah ini mereka bisa saling berdiskusi untuk menghasilkan karya baru,” ungkapnya.

Dan Eko yakin, dengan menjadi miniatur TMII di Jatim, THR Surabaya bisa kembali hidup sebagai pusat kesenian sekaligus objek wisata yang dapat menarik wisatawan. “Syaratnya pertunjukannya harus rutin, jangan sekali pertunjukan setelah itu tidak ada lagi,” tukasnya.

Lebih detail dia menjelaskan, pengelola THR dapat menunjuk kabupaten atau kota di Jawa Timur untuk menampilkan kesenian tradisinya, dan bulan berikutnya ganti menunjuk kabupaten/kota, begitu pula seterusnya.

Karena, “Kesenian tradisi di daerah kabupaten kan banyak, tidak hanya ada satu-dua saja. Dengan rutin menggelarnya, saya jamin THR akan kembali hidup menjadi pusat kesenian yang dapat menarik pengunjung,” ucapnya.

Mengenai pembiayaan pementasan, menurut Eko, tidak harus pemerintah daerah yang menanggung. “bisa minta dana sosial/ Corporate Social Responsibility perusahaan yang berkembang di daerah masing-masing,” lanjutnya.

Misalkan yang mau tampil kelompok kesenian tradisi dari Kabupaten Gresik, biayanya bisa minta bantuan PT Petrokimia atau PT Semen Gresik.

Ketua PAS Jatim, Lusiati Fauzie, menambahkan, permasalahan seniman saat ini adalah kesulitan mencari dana untuk memproduksi karya-karyanya. Dia berjanji, selama periode kepemimpinannya lima tahun ke depan, akan mencarikan jalan agar seniman Jatim tetap bisa berkarya.

Idrus Alwi, yang juga Wakil Ketua PAS Jatim menambahkan, sayang sekali bila semangat para seniman di Jatim ini tidak disuport. Mereka yang terdiri dari tokoh seniman maupun seniman muda, sangat berkeinginan untuk membangkitkan kembali kesenian di daerah ini. (Ganefo)

Teks Foto: Inilah para Pengurus Paguyuban Seniman (PAS) Jawa Timur menjelang pelantikan Sabtu (25/2/2017).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *