Latih Petani Kopi, Anggota DPRD Jatim H. Satib Harap Tak Hanya Dapat Sertifikat

  • Whatsapp
Pelatihan pasca panen kopi di Jember (beritalima.com/Sugik)
Pelatihan pasca panen kopi di Jember (beritalima.com/Sugik)

JEMBER, beritalima.com | Puluhan petani kopi di Jember mendapatkan pelatihan, Anggota DPRD Jawa Timur Drs. H. Satib, M.Si berharap peserta tidak hanya mendapatkan sertifikat.

Hal itu disampaikan Anggota DPRD Jatim Fraksi Partai Gerindra, saat membuka pelatihan pasca panen kopi yang bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Wilayah Jember di Puslit Kakao, Rabu (29/11/2023).

Bacaan Lainnya

“Saya berharap, setelah selesai pelatihan hilang. Saya tidak hanya berharap pelatihan selesai dan dapat sertifikat, kemudian selesai,” katanya.

Menurutnya, Jember memiliki hutan yang sangat luas, untuk itu dirinya meminta para petani kopi ini memaksimalkan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

“Saya melihat dari dulu, dari tahun ke tahun tidak ada peningkatan yang signifikan, ternyata ada kaitan dengan edukasi dalam peningkatan kualitas,” ungkap Satib.

Melihat hal itu, dirinya berinisiatif meningkatkan ekonomi masyarakat petani kopi, dengan memberikan pelatihan pasca panen.

“Kita ingin ada sebuah follow up, bukan hanya memproduksi kopi dari hasil pertanian saja, tapi kita bisa semacam perusahaan manufaktur. Sehingga, bisa menangani dari hulu sampai hilir,” sebutnya.

“Saya ingin nanti, kelompok ini nanti bisa punya ide-ide tentang biji kopi harus dibuat apa, salah satu menjadi bubuk misalnya,” kata Satib.

Dirinya juga berharap, nanti setelah mereka mendapatkan efukasi dan membutuhkan peralatan, selalu anggota DPRD Jawa Timur siap untuk membantu mewujudkan.

“Terkait peralatan, nanti bisa saya fasilitasi dan bisa saya ajukan ke Pemprov Jatim,” tegasnya.

Sementara, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember, Didik Triswantara Menyampaikan, pelatihan ini diselenggarakan mulai 29 November hingga 1 Desember 2023.

“Yang tinggal di kawasan hutan, yang dinaungi kelompok tani hutan. Untuk meningkatkan nilai tambah hasil hutan, karena selama ini dijual bentuk asalan,” ujarnya.

Didik menyebut, setiap hari jumlah peserta 75 orang dan setiap hari bergantian. “Totalnya 225 orang dan tiap hari 75 orang,” sebutnya.

Sedangkan untuk materi, yakni penyangraian, cita rasa dan pelaksana menempatkan disini, karena di lokasi Puslit Kakao sudah pengalaman tentang pengolahan kopi.

“Yang penting tidak merusak tanaman pokok hutan. Semoga ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat hutan,” pungkasnya. (Sug)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait