Menghormati Jasa Pahlawan, Melukis di Tembok Kuburan

  • Whatsapp

BONDOWOSO, beritalima.com  – Sejumlah pemuda Prajekan yang tergabung di event organizer Cemerlang, bekerjasama dengan pemerintah desa Prajekan Lor, Kecamatan Prajekan mengadakan kegiatan festival Mural atau melukis tembok disertai upacara dan tabur bunga yang dilakukan 250 siswa pramuka di makam kyai Santawi dan Tumenggung Unem.

Fandi Sofhan (42) Penggagas acara yang juga Kades Prajekan Lor, ini sempat kaget dengan respon pemuda Prajekan, awalnya ia menginginkan ada kegiatan yang berbeda dan belum pernah dilakukan di daerah lain, namun tetap ada nuansa nasionalismenya.

“Pertama saya menginginkan ada kegiatan di Prajekan yang melibatkan para seniman karena selama ini seniman di Bondowoso kurang menggeliat dan acara itu nantinya masih dalam suasana nasionalisme, ternyata ide saya direspon para pemuda Prajekan,” ujarnya Senin (14/08).

Selain melakukan kegiatan tahunan berupa lomba tradisional kemerdekaan, melukis Mural dijadikan ajang Sosialisasi kepada masyarakat, jika di Prajekan sendiri banyak Pahlawan nasional seperti Kyai Santawi dan Letnan Amir Kusman yang keduanya sudah dijadikan nama jalan. Jika Jalan Santawi berada di Kelurahan Tamansari sedangkan Amir Kusman berada di kelurahan Blindungan.

“Masyarakat banyak yang masih awam tentang sejarah para pahlawan nasional asal Bondowoso ini, untuk itu dengan kegiatan ini kami berharap semua lapisan masyarakat tahu jika Bondowoso memiliki pahlawan yang berasal dari Prajekan. Untuk itu, tema festival Mural yaitu “ Garuda-garuda Sakte Prajhegghan” artinya garuda sakti Prajekan,” ungkapnya.

Tak sedikit masyarakat yang bertanya kenapa media lukis harus tembok atau dinding makam, menurut ketua panitia Acara, Ghema Gigih (30) mengungkapkan jika media dinding makam kyai Santawi dan Makam Tumenggung Unem merupakan asset desa yang perlu dilestarikan, pasalnya tidak banyak tahu jika di makam Santawi sebenarnya ada makam Pahlawan Santawi dan juga Tumenggung Unem merupakan salahsatu pembabat prajekan.

“Ini adalah sejarah, masyarakat perlu tahu, paling tidak nanti jika melewati jalan raya Bondowoso – Situbondo, kita bias tahu kanan kiri jalan ada makam dan dindingnya ada lukisan dengan nuansa ke pahlawanan,” imbuhnya.(*/Rois)

           

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *