Menjadi Da’i Harus Memiliki Standarisasi

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Program Standarisasi Da’i, yang diselenggarakan Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, dihadiri para ulama dari berbagai daerah seluruh Indonesia untuk mendapatkan serfifikat setelah lulus mengikuti uji kompetensi Da’i Majelis Ulama Indonesia.

“Para Da’i setidaknya harus punya sertifikasi agar bisa berdakwa lebih leluasa secara negara dibanding para Da’i yang berceramah tidak memiliki standarisasi berdakwah,” tandas Cholil Nafis, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia, Senin (25/11/2019) di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta.

Cholis pun menjelaskan, para Da’i dari berbagai daerah yang mengikuti pendidikan dan latihan Da’i, diregistrasi agar memiliki pandangan ideologi yang kuat dan memiliki wawasan keislaman yang luas. Oleh karena itu para Da’i betul – betul memahami hukum positif dan tidak keluar dari hukum positif.

Materi bahasannya kata Ustadz Cholil secara garis besar meliputi wawasan ke-Islaman, wawasan kebangsaan dan metode dakwah.

“Materi Wasasan Islam wasathi (moderat) mengulas tentang pemahaman Islam yang diajarkan Rasulullah saw dan dijelaskan oleh para sahabatnya. Islam wasathi sebagai arus utama pemahaman Islam Indonesia. Mengikuti aqidah Ahlussunnah wal-jemaah. Islam yang tidak ekstrim kanan juga tidak skstrim kiri”, jelas Pimpinan Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok ini.

Masduki Baidhowi pun menjelaskan bahwa kurangnya pemahamanan keislaman karena berpedomam pada google, yang selama ini banyak yang menggunakan gadget atau smartphone yang nyaris mengesampingkan NU, Muhammadiyah, dan MUI.

“Banyak para Da’i dilihat dari pandangan ideologinya banyak yang kurang difahami, begitu juga dari wawasan keislamannya kurang. Oleh karena itu untuk menjadi Da’i harus memiliki standarisasi Da’i, salah satunya membaca ayat suci alquran harus fasih,” tandas Masduki Baidhowi, Wakil Ketia MUI Bidang Infokom.

Sementara Da’i yang tidak mengikuti Diklat Da’i, kata Masduki tidak memaksakan, karena ini merupakan pilihan. Bedanya kalau yang sudah memiliki standarisasi Da’i, akan selalu diperhatikan oleh negara. ddm

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *