Menyikapi Keluhan Siswa Saat Pelaksanaan PJJ

  • Whatsapp

Oleh: Sri Rahayu Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Jatiwangi

beritalima.com| Pandemi covid 19 telah memporakporandakan berbagai sektor penting di Indonesia. Di antaranya adalah sektor pendidikan. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka terpaksa ditiadakan dan diganti dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) atau memadukan keduanya. Praktik pelaksanaan PJJ ternyata tidak semudah yang direncanakan. 

Praktik PJJ melibatkan banyak faktor. Di antaranya: kondisi daerah siswa belum semuanya terjangkau oleh internet, kemampuan menggunakan teknologi digital sebagai media pembelajaran belum maksimal, kondisi ekonomi masing-masing orang tua siswa berbeda, belum semua siswa memiliki gawai android, bertambahnya kebutuhan kuota, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi kendala pelaksanaan PJJ. Di samping masalah tersebut PJJ yang dilaksanakan di rumah masing-masing siswa tentunya akan melibatkan peran serta orang tua untuk mendampingi putra putri nya dalam belajar. Hal ini pun dapat memicu permasalahan baru. Mengingat latar belakang orang tua yang berbeda-beda. Tak semua orang tua menguasai teknologi. Tak semua orang tua memiliki gawai android. Tak semua orang tua punya cukup waktu tinggal di rumah mendampingi anak belajar karena punya tugas utama yaitu mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari. Permasalahan real ini yang sering sering dihadapi guru ketika melaksanakan PJJ.Tak jarang saat PJJ siswa mengeluh, orang tua komplain, belum lagi pelaksanaan pembelajaran menjadi tak terprogram. Pembelajaran yang seharusnya berlangsung 90 menit karena banyak siswa yang tak paham maka hampir setiap saat guru harus melayani pertanyaan siswa. Menerima tugas yang tak tepat waktu pengumpulannya. Menjelaskan cara menggunakan media pembelajaran misalnya Google Classroom sebagai media pembelajaran yang baru dikenal siswa saat pandemi. Sementara yang bertanya mencapai puluhan dan semua berhak untuk mendapatkan pelayanan dengan baik. Belum lagi mengoreksi dan menilai hasil kerja siswa. Lalu apa yang harus dilakukan untuk menyikapi kondisi seperti ini?Berdasarkan kasus real tersebut guru hendaknya mampu bersikap tenang dengan mengedepankan tekad bahwa pembelajaran harus tetap terlaksana. Siswa dapat belajar dengan nyaman meski dilaksanakan dengan PJJ. Jika masih ada siswa  yang belum memiliki gawai android izinkan untuk sementara waktu menggunakan gawai kakak atau orang tua tanpa harus memaksa menggunakan gawai milik sendiri. Karena memaksa  justeru akan memunculkan masalah baru. Tidak perlu memaksa penggunaan media yang terbaru. Gunakan media yang dikuasai oleh siswa namun tetap memperkenalkan media baru sebagai altrnatif dalam pembelajaran. Menjadikan media terbaru sebagai pengenalan terhadap teknologi digital yang praktis. Intinya dalam PJJ materi dapat tersampaikan, tugas dapat dikerjakan,  siswa nyaman belajar karena tidak dipusingkan media yang tak dikuasai, dan orang tua pun tenang dalam menjalankan tugas sehari-hari. Untuk melatih kedisiplinan siswa dalam pembelajaran  guru pun boleh memberikan batas waktu maksimal pengumpulan tugas supaya kegiatan guru juga terprogram. Kemampuan guru dalam menyikapi permasalahan yang terjadi saat PJJ menjadi kunci keberhasilan pembelajaran ***

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait