Pemprov Jatim Larang Impor Daging Kerbau, Dilapangan Dijual Bebas

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com| Pemerintah Provinsi Jawa Timur, melarang impor daging kerbau. Namun, nyatanya di lapangan, ditemukan daging kerbau impor dijual bebas di pasar. Hal itu ditemukan oleh Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS).

Ketua PPDS Jatim Muthowif, bersama dengan sejumlah pedagang, melaporkan temuan ini kepada Komisi B DPRD Jatim. Mereka menyebut, sebanyak 45.000 kilogram daging kerbau impor, telah masuk ke Jatim setiap bulannya.

“Jadi temuan ini kita beli di setiap pasar-pasar tradisional sebagai bukti,” ucapnya, Kamis (16/1/2020).

Muthowif mempertanyakan atas impor daging kerbau tersebut, apabila Jatim dikatakan surplus daging sapi. Menurutnya, impor sebanyak 1.320.000 kilogram daging kerbau itu menunjukkan kebutuhan daging sapi masih kurang.

“Ini artinya Jatim kekurangan daging sapi potong,” tambahnya.

Muthowif khawatir jika kurang dari tiga bulan sebelum puasa tidak ada kebijakan dari Dinas Peternakaan Jatim, untuk memenuhi kebutuhan sapi potong, maka bisa dipastikan pada bulan puasa akan mengalami gejolak.

“Tapi kalau daging impor tetap beredar bebas seperti sekarang kita pastikan harga daging tidak naik, tapi kita tidak bisa memastikan daging yang dijual itu daging kerbau atau daging sapi,” tuturnya.

Lebih lanjut ia berharap dari pertemuan kali ini ada rekomendasi dilarang sapi dijual keluar Jatim. Menurutnya Dinas Peternakan Jatim harus mencontoh Bali dan Nusa Tenggara Timur.

“Temuan daging impor ini sebenarnya sudah lama, tapi tidak ada tindakan,” katanya.

Sementara itu Anggota Komisi B DPRD Jatim Erma Susanti mengaku serius menanggapi masalah ini. Menurutnya Dinas Peternakan Jatim harus melaporkan progress apa yang dilakukan terkait adanya informasi ini.

“Harus melibatkan Disperindag dan Kepolisian karena terkait ekspor impor,” tuturnya.

Politisi PDIP ini mengatakan, kalau terkait adanya sapi yang dijual keluar Jatim harus dikaji secara mendalam. Menurutnya Dinas Peternakan Jatim tidak harus membantah terkait laporan PPSDS.

“Karena memang datanya di lapangan ditemukan seperti itu,” ucapnya.(yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *