Pengamat: Tidak Ada Jaminan Artis Mampu Dulang Suara Pada Pemilu

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpin Prof Dr Yusril Ihza Mahendra sudah tiga periode gagal melenggang ke Senayan (parlemen-red). Padahal, partai ini merupakan pihak pertama yang memberi dukungan untuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) maju pada Pilpres 2004.

Belakangan terdengar kabar, PBB bakal menggaet sejumlah artis millenial diantaranya Aldi Taher, Andija Kangen Band dan Charly ST12 untuk bisa kembali dapat bersuara di Senayan. Artinya, PBB sengaja menggaet artis untuk mendulang suara pada pemilu legislatif yang direncanakan Pebruari 2024.

“Ya, salah satu tujuan menggaet artis tentulah untuk mendulang suara. Mungkin para elite partai itu menganggap para artis tersebut dianggap dapat menghipnotis kaum milenial untuk memilih calon atau partai yang bersangkutan,” ungkap pengamat politik, Muhammad Jamiluddin Ritonga ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/6) pagi.

Apa yang bakal dilakukan PBB, kata pengajar Isu dan Krisis Manajemen, Metode Penelitian Komunikasi, Riset Kehumasan Universitas Esa UNggul, Jakarta tersebut, sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun, hasilnya tidak memuaskan. Dan, hal itu terjadi dalam beberapa kali pemilu legislatif (pileg). Pada pileg 2019 yang digelar serentak dengan pilpres malah menunjukkan banyak artis yang tak masuk Senayan.
“Mereka kalah bersaing dengan calon non artis. Jadi, tidak ada jaminan partai yang memiliki kader dari kalangan artis dengan sendirinya akan mendapat suara dari pemilih,” kata Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fikom IISIP) Jakarta 1996-1999.

Awal reformasi, ketika artis ikut dalam kontestan pemilu legislatif, jelas pria yang akrab disapa Jamil ini, memang banyak yang terpilih menjadi legislator. Namun, setelah mereka duduk di parlemen, ternyata tidak mampu memperjuangkan aspirasi rakyat (pemilihnya) sehingga belakangan ini artis bukan lagi menjadi prinadona dalam pileg.

“Karena itu, PBB mungkin lebih baik mencari tokoh masyarakat yang memang dicintai di suatu daerah. Mereka inilah yang berpeluang besar dipilih dan maju ke Senayan,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait