Program Inovasi untuk Anak Sekolah Segera Diluncurkan di Sumba

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Program inovasi untuk anak sekolah di Indonesia (Innovation

for Indonesia School Children) segera diluncurkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur

(Pemprov NTT). Peluncurannya untuk tahap awal pada empat Kabupaten di Sumba, yaitu

Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).

Biro Kerjasama Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi NTT dalam waktu dekat akan

memfasilitasi bentuk kerjasama bidang pendidikan tersebut, melalui penandatanganan nota

kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) bersama empat kabupaten itu.

Tujuan dari program inovasi bagi anak sekolah di Indonesia adalah untuk meningkatkan mutu

pendidikan dasar secara khusus dan terfokus pada peningkatan mutu hasil pembelajaran anak,

di Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.

Bertempat di Aula Biro Kerjasama Setda Provinsi NTT, Kamis (10/8) pagi, telah berlangsung

pertemuan yang dihadiri Wakil Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, Wakil Bupati

Sumba Tengah, Umbu Dondu dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Ndaru T. Kaha serta para

kepala Bappeda, Kepala Dinas Pendidikan se-daratan Sumba.

Kepala Bagian Kerjasama pada Biro Kerjasama, Dominikus Anchis, mewakili Kepala Biro

Kerjasama, Vecky Banfatin, mengatakan pertemuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan

masukan, terkait dengan perkembangan bidang pendidikan di masing-masing kabupaten

sedaratan Sumba.

Rapat itu sekaligus dimaksudkan untuk menyatukan pendapat dan kesepahaman bersama,

selanjutnya akan dituangkan dalam MoU sebagai suatu bentuk kebijakan, bagi perbaikan

mutu pendidikan di wilayah Sumba.

“Penyusunan MoU akan merujuk pada delapan standar pendidikan sesuai Undang-Undang

nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan mengidentifikasi berbagai

permasalahan pendidikan dasar, baik di ruang kelas maupun di luar kelas pada tiap-tiap

sekolah,” kata Domi Anchis.

Wakil Bupati SBD, Ndara T. Kaha, mengatakan terdapat banyak hal yang harus dibenahi

dalam bidang pendidikan jika ingin menghasilkan anak didik yang berkualitas. Termasuk

didalamnya, pembenahan terhadap sarana dan prasarana sekolah selain akses jalan menuju

sekolah.

“Kalau melihat peraturan tiga menteri maka saya berharap, alangkah baiknya guru negeri

yang mengajar di sekolah swasta supaya ditarik kembali ke sekolah negeri. Sebab, kondisi di

Sumba, khususnya di SBD memang kekurangan guru yang berkualitas. Kalau tidak menarik

kembali guru negeri maka akan menambah masalah di Sumba,” katanya.

Menurut Wakil Bupati Ndara Kaha, sesuai statistik penempatan guru di SBD terutama di

daerah pedalaman, jelas mengalami kekurangan guru, bahkan sebaliknya penempatan guru

terpusat di kota Tambolaka. Ini juga menjadi salah satu masalah pendidikan di SBD.

“Untuk itu, kami berupaya melakukan pemerataan penempatan guru pada seluruh wilayah di

Kabupaten SBD, agar dapat tercipta kesetaraan dalam mengekses pendidikan,” tambahnya.

Lain pendapat Wakil Bupati SBD, lain pula pendapat Wakil Bupati Sumba Tengah, Umbu

Dondu. Bahwa di Sumba Tengah, berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan sudah

memadai. Namun, masih menjadi permasalahan yaitu akses bagi anak didik menuju sekolah

yang cukup jauh. Energi anak-anak akhirnya terkuras habis, sehingga sangat lemah dalam

menerima pelajaran di sekolah.

“Jadi, sesungguhnya terdapat banyak faktor yang berperan sehingga berpengaruh pada

rendahnya mutu pendidikan di Sumba. Kemudian dari jangka waktu nota kesepahaman ini

hanya satu tahun. Saya kira waktu ini terlalu singkat, sulit untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Kenapa tidak lima tahun?” tanya Wakil Bupati Sumba Tengah Umbu Dondu.

Sementara itu, masukan dari Kepala Dinas Pendidikan kabupaten SBD, Yohana Lango,

perekrutan tenaga guru harus sesuai standar Sarjana Mendidik Terdepan, Terluar dan

Tertinggal (SM3T).

“Perekrutan tenaga guru bisa diambil dari Undana Kupang yang adalah putra daerah kita

sendiri. Sebab, tenaga guru SM3T sangat membantu anak-anak, mengingat mereka dibekali

kemampuan mendidik yang tinggi,” pintanya

Untuk diketahui penyusunan draf nota kesepahaman program inovasi untuk anak sekolah di

Indonesia, akan segera diajukan ke Gubernur NTT untuk mendapat persetujuan.

Terdapat dua nota kesepahaman yang segera diajukan Biro Kerjasama kepada Gubernur NTT,

yaitu kesepahaman antara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan Gubernur NTT dengan pemerintah empat kabupaten.

(L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *