Reformasi Pendidikan Nasional

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Sementara itu, sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang dibacakan Gubernur Soekarwo saat upacara, menjelaskan salah satu visi Presiden Joko Widodo adalah masa depan Indonesia yang sangat ditentukan generasi peserta didik yang memiliki karakter, budi pekerti yang kuat, serta memiliki keterampilan hidup atau vokasi. Untuk mewujudkan visi tersebut, saat ini Kemendikbud sedang melakukan reformasi pendidikan nasional baik tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, saat ini sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi fundasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu pembentukan karakter harus dimulai sejak pendidikan dasar.

Reformasi pendidikan ini juga dilakukan pada waktu belajar, pengorganisasian pelajaran hingga tugas dan tanggung jawab guru dan tenaga pendidikan. Termasuk reformasi peran dan tugas kepala sekolah sebagai manajer sekolah, komite sekolah dan pengawas sekolah. Reformasi pendidikan pada tataran aksi ditandai dengan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN).

Lebih lanjut menurutnya, peringatan Hardiknas ini sebagai momentum mengingat kembali nilai-nilai dan pandangan tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang dianggap masih relevan sebagai acuan pembangunan pendidikan nasional. Beberapa pandangan Ki Hadjar Dewantara ini diantaranya, pertama, “Panca Dharma” yang berarti pendidikan perlu beralaskan lima dasar yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan dan kemanusiaan. Kedua, “Kon-3” yang berarti penyelenggaraan pendidikan harus berasas kontinuitas, konvergensi, dan konsentris. Ketiga, “Tri Pusat Pendidikan” yang berarti pendidikan hendaklah berlangsung di tiga lingkungan yakni lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. (**)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *