Ubi Ungu Jadi Idola di Lomba Pangan Lokal

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Komoditi ubi ungu kini makin diminati oleh
masyarakat di semua wilayah hingga ke pelosok – pelosok. Pada momentum
perlombaan pengolahan pangan lokal yang digelar Perempuan GMIT Klasis
Amarasi Barat di halaman Gedung GMIT Immanuel Tofa, Desa Marena,
Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Selasa (25/4) lalu, ubi
ungu menjadi idola para kaum ibu untuk menjadikannya bahan utama
pengolahan aneka makanan dan minuman.
Acara yang melibatkan kaum ibu dari 33 mata jemaat se-Klasis Amarasi
Barat itu dihadiri perwakilan Sinode GMIT Bidang Perempuan, aparat
Desa Marena dan Anggota DPD RI asal NTT Drs. Ibrahim Agustinus Medah
yang selama ini gencar mengembangkan ubi ungu dan membagikan gratis
kepada masyarakat di NTT.
Ny. Desy Amtiran salah satu peserta dari Nefo Betuna yang menampilkan
aneka makanan dan minuman berbahan dasar ubi ungu kepada wartawan
mengatakan, masyarakat di wilayah Nefo hampir seluruhnya sudah
mengembangkan ubi ungu yang bibitnya diperoleh gratis dari Ibrahim
Medah.
“Kami di sana setiap kebun sudah tanam ubi ungu yang dari Bapak Medah.
Dan hasilnya kami sudah rasakan, makanya sekarang bertepatan dengan
lomba ini, kami angkat ubi ungu. Ini ada tumpeng ubi ungu, ada jus ubi
ungu dan aneka kue dari ubi ungu,” ujarnya sambil menunjukan aneka
makanan yang tersaji di meja.
Kepala Desa Marena, Abdon Mata saat itu mengatakan, warga di
wilayahnya masih sangat membutuhkan bantuan bibit ubi ungu dari
Ibrahim Medah. “Kami masih mengharapkan bantuan bibit ubi ungu dari
Bapak Medah yang kami sudah kenal lama dari dulu sampai sekarang
selalu membantu kami masyarakat di Amarasi,” katanya.
Perwakilan GMIT Bagian Perempuan Pdt. Paoina Bara Pa, S.Th mengatakan,
sumber daya komoditi lokal NTT sangat banyak yang memiliki kandungan
gizi yang memadai untuk kesehatan manusia.
“Kita punya ubi, pisang, labu, kacang-kacangan yang sangat banyak yang
merupakan modal utama kita dalam menghasilkan aneka makanan yang
berguna bagi kesehatan kita,” katanya.
Ia memberi apresiasi terhadap gagasan yang digelorakan Perempuan GMIT
Klasis Amarasi Barat yang menggelar lomba pengolahan pangan lokal.
“Saya mengharapkan agar kegiatan ini tidak sekedar untuk meraih juara,
tetapi lebih dari itu bisa diterapkan setiap hari di rumah tangga
masing-masing agar kebutuhan gizi keluarga dapat terpenuhi,” katanya.
Ketua Majelis Klasis Amarasi Barat Pdt. Petrus Tameno mengatakan
pihaknya menggagas kegiatan lomba pengolahan pangan lokal itu agar
memberikan semangat dan motivasi kepada para Perempuan GMIT agar
mencintai pangan lokal.
“Kita jangan tergantung pada bahan pangan yang didatangkan dari luar,
padahal kita memiliki banyak sekali pangan lokal yang sangat
bermanfaat,” Pdt. Tameno.
Sementara itu, Anggota DPD RI asal NTT Drs. Ibrahim Agustinus Medah
mengaku kagum dengan semangat para Perempuan GMIT Klasis Amarasi Barat
yang terlibat dalam perlombaan itu. Dikatakannya, ia yang kini
memasuki usia 70 tahun tetapi masih bersemangat dan nampak awet muda
lantaran ia mengkonsumsi pangan lokal setiap hari.
” Banyak yang bertanya berapa usia saya, saya katakan saat ini usia
saya 70 tahun, tetapi banyak yang tidak percaya. Kebiasaan saya setiap
hari adalah makan ubi, dan terlebih ubi ungu. Bukan karena saya sedang
gencar membagikan bibit ubi ungu gratis ke seluruh masyarakat NTT
tetapi karena kandungan antioksidan yang tinggi sehigga saat ini sudah
ada makanan bayi yang dipromosikan di televisi dengan bahan dasarnya
ubi ungu,” kata Ketua DPD Golkar ini menambahkan.
Mantan Bupati Kupang dua periode itu mengatakan, pihaknya
mengembangkan ubi ungu karena setiap tahun NTT mengalami gagal tanam
dan gagal panen. Dan, ubi ungu ini sebagai salah satu alternatif bahan
pakan yang bisa dikembangan di seluruh wilayah NTT yang memang
memiliki curah hujan yang sangat sedikit.
“Selain untuk bahan pakan alternatif, ubi ungu ini juga bisa menjadi
bahan dasar lahirnya home industry yang langsung dilakukan oleh
ibu-ibu rumah tangga. Tidak hanya itu, bisa juga dijadikan pakan
ternak dan juga bahan dasar pengolahan pakan ternak yang sudah
disinergikan dengan industri,” ujar Medah. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *