Walikota Serahkan Beasiswa Dari Baznas Kota Madiun Untuk Dhuafa Berprestasi

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Walikota Madiun, Jawa Timur, menyerahkan beasiswa dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Madiun untuk dhuafa prestasi yang dikemas dalam kegiatan “Pentasharufan Program Madiun Cerdas, Beasiswa Dhuafa Prestasi (Dhupres) Untuk Siswa SMA/SMK/MA”, di Ngrowo Bening, Sabtu 11 Desember 2021.

Walikota, H. Maidi, yang juga pembina Baznas Kota Madiun, mengatakan, selain dari Baznas, Pemkot Madiun juga telah mengkuliahkan 731 mahasiswa kurang mampu, dengan besaran beasiswa Rp. 9 juta/tahun.

Untuk anak anak penerima beasiswa dari Baznas, Maidi berharap, kedepan harus lebih baik. Bahkan kalau nanti sudah lulus dari SLTA, ia juga menawarkan untuk mengikuti program beasiswa kuliah dari Pemkot Madiun.

“Yatim piatu, tidak mampu, anak yang orang tuanya korban Covid-19. Kita dahulukan. InsyaAllah kita jamin. Kalau miskin, itu dekat dengan kebodohan,” tutur H. Maidi.

“Anak yatim yang kerja di Pemkot Madiun, ada 92 orang,” tambahnya.

Untuk diketahui, ada 124 siswa yang menerima beasiswa, dengan nilai masing masing Rp.1,2 juta, serta total nilai Rp. 148,8 juta. Beasiswa ini, diberikan secara berkelanjutan sejak kelas X hingga kelas XII.

Dalam kegiatan ini, juga diisi tausiyah oleh KH. Iskandar. Menurutnya, ada delapan golongan yang berhak menerima sodaqoh maupun zakat.

“Salah satunya yakni kaum dhuafa atau orang miskin yang kurang memperoleh keberuntungan,” tutur KH. Iskandar.

Tujuh golongan lainnya yakni orang Fakir. Yaitu orang yang tidak punya harta atau tak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kemudian amil atau pengurus zakat. Berikutnya mualaf. Yaitu orang yang masuk Islam.

Lalu, budak. Yakni hamba sahaya/orang muslim yang ditawan oleh pihak lain. Berikutnya orang yang berutang. Kemudian sabilillah. Yakni orang yang berjuang untuk kepentingan agama Islam serta para muslimin. Dalam masa modern ini, sabilillah adalah mereka yang mau mengerjakan kebajikan untuk kemaslahatan umat.

Terakhir adalah ibnu sabil. Yaitu orang yang dalam perjalanan, namun bukan orang yang menderita perjalanan dengan tujuan maksiat. (Dibyo).
H. Maidi (atas).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait