Tradisi Arebbe Tajin Sorah, Menyambut 1 Muharram 1441 Hijriah

  • Whatsapp

BONDOWOSO, beritalima.com -Masyarakat Bondowoso menyambut tahun baru islam 1441 hijriyah dengan menggelar selamatan tajin sorah (Red : Bubur Suro) di Alun-alun Ki Bagus Asra, Sabtu sore (31/8).

Tampak, masyarakat Bondowoso yang juga turut berbaur dengan ratusan ASN itu mengenakam pakaian serba putih. Sementara itu, ratusan tajin suro yang telah diwadahi kendi berikut berbagai lauknya telah ditata rapi di nampan yang terbuat dari bambu.

Sebelum akhirnya tajin suro tersebut dikonsumsi, terlebih dahulu, tajin suro diarak-arak dari Pendopo Bupati menuju Monumen Gerbong Maut. Selanjutnya, digelar doa bersama yang dipimpin oleh seorang kiyai kharismatik Kh. Imam Barmawi Burhan.

Bupati Salwa Arifin, dalam sambutannya, menerangkan, arebbe (Red: selamatan) berasal dari bahasa arab yakni Arwah. Karena itulah, arebbe tajin sorah ini merupakan kiriman doa dan shodaqoh kepada arwah-arwah leluhur, ulama, dan pejuang yang berjuang untuk Kemerdekaan RI.

“Mudah-mudahan doa kita sampai juga kepada para pendahulu, para pejuang, alim ulama untuk membangun Indonesia, khususnya Bondowoso ini,” katanya.

Ia mengharapkan agar ke depan atas segala kekhilafan yang dilakukan tahun lalu dijadikan sebagai pelajaran.

“Mari kita songsong tahun baru islam ini dengan penuh semangat dan gairah. Dan penuh keseriusan. Kita bertekad ke depan, meningkatkan ibadah dan kinerja kita,” harapnya.

Ditambahkan oleh Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat, bahwa tradisi arebbe takin sorah ini juga bagian dari upaya melestarikan budaya.

“Jadi dulu kan kalau sudah suro, itu pasti ada tajin suroh. Sekarang itu sudah mulai punah. Ini kita galakkan, ini bentuk melestarikan,” pungkasnya. (*/Rois/MI)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *