Anak Yatim 4 Bersaudara Tak Dapat Perhatian Pemerintah Daerah Bondowoso

  • Whatsapp
Foto: Rois (beritalima.com)

BONDOWOSO, beritalima.com – Nasib malang menimpa keempat anak Yatim bersaudara ini, betapa tidak disaat umurnya masih masuk kategori anak-anak sudah harus ditinggalkan orangtuanya.

Empat anak perempuan tersebut bernama Aliya (12), Alisa (9), Sifa (4) dan anak bungsu yang baru genap berusia 20 beralamat di Desa Gubrih Kecamatan Wringin Bondowoso Jawa timur.

Keempatnya saat ini tinggal bersama dengan neneknya bernama Hanati (60) yang juga hidup sebatang kara karena sang suami juga telah lama meninggal dunia.

Hanati menceritakan bahwa awal mulanya kehidupan keluarga anaknya ekonominya berantakan setelah Ayah dari keempat cucunya yang bernama Herman meninggal dunia 3 tahun silam dirumah sakit.

“Setelah menantu saya meninggal akhirnya keempat anaknya menjadi Yatim dan yang menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi anak-anaknya digantikan oleh ibunya yaitu Puani,” ungkap kepada sejumlah wartawan Jumat (24/05) di rumahnya.

Masih kata Hanati, karena Puani menjadi tulang punggung keluarga serta harus menanggung beban hutang yang ditinggalkan oleh almarhum suaminya saat menjalani perawatan dirumah sakit. Akhirnya Puani memutuskan untuk meninggalkan keempat putrinya untuk bekerja keluar daerah.

“Sekitar 3 bulan lalu, anak saya yang merupakan ibu dari keempat anak ini pergi mencari kerja ke Kalimantan karena harus melunasi hutang yang ditinggalkannya oleh almarhum suaminya (Herman.red),” jelasnya.

Puani menuturkan karena ibunya sudah tidak ada, akhirnya dirinyalah yang menggantikan untuk merawat dan mengasuh keempat cucunya tersebut walaupun harus serba kekurangan karena keterbatasan kerja.

“Saya bekerja sebagai buruh serabutan yang penghasilannya juga tidak menentu, kadang dapat 20 kalau ada yang menyuruh bekerja kadang juga seharian tidak dapat penghasilan,” tuturnya.

Lanjut Hanati, kalau dapat penghasilan maka dirinya bisa memberikan jatah uang jajan senilai 5 ribu kepada keempat cucunya tersebut untuk beli-beli di sekolahnya.

“Untuk makan mereka tidak tentu, kadang makan 3 kali sehari, kadang juga 2 sekali tergantung adanya kebutuhan untuk dimasak. Bahkan terkadang juga dikasih para tetangga,” imbuhnya.

Pihaknya berharap kepada pemerintah daerah agar bisa memberikan perhatian terhadap dirinya serta keempat cucunya yang sudah menjadi anak Yatim. Karena selama ini belum ada satupun bantuan yang ia terima baik dari pemerintah daerah maupun dari Desa.

“Selama bulan Ramadhan ini tidak ada satupun perhatian maupun bantuan terhadap keempat cucu saya yang sudah menjadi anak Yatim,” pungkasnya. (*/Rois)

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *