Belum Tersentuh Listrik, Kapolres Trenggalek Bantu Masjid Terpencil Dengan ‘Solar Cell’

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com

Satu lagi bentuk kepedulian Kepolisian Resor (Polres) Trenggalek terhadap masyarakat di wilayah hukumnya dibuktikan. Dengan belum adanya jaringan listrik reguler di salah satu dusun terpencil daerah Kecamatan Durenan, Kapolres Trenggalek bersama jajaran berikan bantuan satu paket listrik tenaga surya (solar cell), Kamis (15/8/2019).

Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo kepada beritalima.com mengatakan bahwa penyerahan bantuan Solar Cell kepada ta’mir Masjid Baitur Rochman, Dusun Gemblung, Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan ini untuk membantu warga agar lebih tenang ketika beribadah.

“Pihak kami beri bantuan solar cell ini merupakan wujud kepedulian Polri kepada warga, agar lebih tenang dan nyaman dalam beribadah,” ungkapnya.

Dengan kapasitas 500 watt, tambahnya, solar cell ini diharapkan mampu menjadi solusi warga disaat akan menjalankan ibadah. Karena diketahui, sebelumnya di dusun tersebut belum ada aliran listrik.

“Semoga dengan adanya bantuan tersebut, warga dipermudah dalam menjalankan aktivitas keagamaan,” imbuhnya.

Ungkapan terimakasih juga disampaikan salah satu tokoh masyarakat setempat yang juga ta’mir masjid, Sutrisno. Dengan jumlah 23 Kepala Keluarga (KK) dan sekitar 65 cacah jiwa, kami warga Dusun Gemblung sangat berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah.

“Terimakasih kepada Pak Kapolres untuk bantuannya, sudah lama kami menunggu uluran tangan pemerintah utamanya jaringan listrik yang aman untuk dusun sini,” kata Sutrisno.

Sutrisno berharap, Bupati dan stakeholder segera merealisasikan jaringan listrik reguler kepada mereka. Karena dengan belum adanya listrik, maka aktivitas masyarakat sangat terbatas, apalagi dengan perkembangan jaman saat ini.

“Jaman sekarang semuanya selalu berhubungan dengan listrik, jadi kami sangat menantikan itu disini. Tanpa adanya listrik seperti saat ini, sangat terasa membebani warga apalagi ketika akan meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” keluhnya.

Masih menurut dia (Sutrisno), sekarang memang ada listrik, namun juga sangat terbatas kapasitas nya dikarenakan masih ‘ngeler kabel’ dari daerah lain. Padahal itu sebenarnya sangat membahayakan, sebab tidak memenuhi standar dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

“Ada aliran listrik mas, tapi mayoritas ‘ngeler kabel’ dari bawah. Itupun hasil urunan swadaya warga, walau sebenarnya membahayakan namun harus gimana lagi. Hanya itu alternatif paling memungkinkan,” pungkasnya. (her)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *