BOBA, Potret Trendi Kuliner Dunia

  • Whatsapp

JAKARTA – Waktu terus berputar sehingga perkembangan zaman pun tidak terhindarkan. Berbagai inovasi yang dilakukan oleh sejumlah orang yang menginginkan sebuah perubahan & kemajuan di berbagai aspek memberikan dampak pada kehidupan masyarakat secara menyeluruh, salah satunya adalah di bidang kuliner, yakni “Boba”.

Belum lama ini muncul sebuah trend minuman yang bernama “Boba”. Minuman yang sedang hype di kalangan masyarakat khususnya generasi muda ini berasal dari Taiwan. “Boba” sendiri merupakan sajian teh yang dikombinasikan dengan susu atau perasa lainnya, lalu dikocok hingga berbusa. Kemudian, minuman tersebut ditambahkan dengan beragam topping mulai dari puding, jeli, hingga yang paling populer saat ini bernama “Boba”.

“Boba” berbentuk seperti bola-bola kenyal yang terbuat dari tepung tapioka (tepung singkong). Selain itu, keistimewaan daripada topping ini bukanlah terletak pada cita rasanya, melainkan pada teksturnya yang kenyal dan membal seakan memberikan sensasi seperti sedang mengunyah permen karet kepada para konsumennya. Namun, minuman yang sedang massive dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat ini ternyata memiliki sejumlah dampak khususnya terhadap kesehatan para konsumennya.

Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia, sebuah rumah sakit di Singapura yang bernama Mount Alvernia melakukan penelitian dengan membandingkan kadar gula dan kalori dari berbagai jenis bubble tea dan topping tambahannya. Dengan membandingkan berbagai rasa yang terdapat pada milk tea bubble, jenis bubble tea yang mengandung gula terbanyak adalah variasi brown sugar milk tea with pearls (boba). Berdasarkan keterangannya, varian ini mengandung 18,5 sendok teh gula sedangkan satu sendok teh gula mengandung 5 gram gula.

Padahal, asupan gula harian yang dibutuhkan seseorang adalah 50 gram gula/ hari atau setara dengan 5-9 sendok teh berdasarkan saran penyajian dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pasalnya, jika asupan gula yang diterima oleh tubuh berlebihan maka akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti: obesitas, diabetes dan bahkan serangan jantung.

Segala hal yang dilakukan secara berlebihan memang tidak baik dan tak jarang memberikan sejumlah kerugian kepada para pelakunya. Seperti nasib seorang remaja yang berasal di Provinsi Zheijang China yang mengalami gangguan pencernaan dikarenakan terlalu sering mengonsumsi bubble tea. Dikutip dari World of Buzz (6/6), remaja berusia 14 tahun tersebut dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluh merasakan sakit di bagian perutnya dan mengalami kesulitan untuk makan. Usai dilakukan CT Scan, pihak rumah sakit menemukan pearl bubble atau butiran tepung tapioka di dalam ususnya terlebih di bagian dekat anus. Pearl bubble yang ada tidak tercerna secara semp\urna oleh tubuh sehingga banyak yang bersarang di ususnya.

Namun, dibalik dampak negatif yang ada, “Boba” juga memiliki sejumlah manfaat jika tidak dikonsumsi secara berlebihan, diantaranya: menaikkan tekanan darah menjadi normal, menambah massa badan, memperkuat tulang, menambah massa otot dan memperlancar sistem pencernaan.

Lantas, bagi kalian yang sudah “latah” boba A.K.A ketagihan. Terdapat sejumlah tips untuk tetap sehat, diantaranya:
1. Takar Jumlah
Agar kesehatan tetap terjaga, alangkah baiknya mengonsumsi “Boba” dengan kurun waktu satu kali dalam seminggu atau paling banyak dua kali dalam seminggu. Karena pada dasarnya “Boba” sendiri hanya mengandung karbohidrat dan nyaris tanpa kandungan gizi yang lain. Maka dari itu, minuman “Boba” jelas jauh dari kebutuhan tubuh, akan tetapi “Boba” dapat menjadi pilihan sebagai pengganti cemilan dan menjadi penyelamat saat sedang lapar.

2. Imbangi dengan mengkonsumsi makanan berserat
Tingkat kesulitan “Boba” saat dicerna oleh tubuh mengakibatkan timbulnya salah satu penyakit, yakni sembelit yang tidak terhindarkan. Jika kalian salah satu penggemar berat dari minuman yang satu ini. Alangkah baiknya jika diimbangi dengan makanan yang mengandung cukup serat agar terhindar dari sejumlah penyakit.

3. Rutin Cek Gula Darah
Bagi kalian yang sering mengonsumsi “Boba” disarankan untuk rutin melakukan pengecekan gula darah dan kolestrol. Anjuran ini tidak hanya berlaku untuk kalangan orang tua saja, melainkan untuk semua kalangan khususnya para konsumen “Boba”. Gula bisa bertahan dalam darah dan meningkatkan resiko pre-diabetes hingga diabetes. Kondisi ini bisa semakin parah jika tidak dilakukan pengecekan secara rutin karena tidak ada gejala yang terlihat saat kadar gula darah tinggi, berbeda dengan saat tubuh mengalami kekurangan darah.

Jadi, untuk para “Boba lovers” jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan tubuh kalian. Jangan sampai kenikmatan sesaat yang dirasakan membuat kalian lupa akan pentingnya menjaga kesehatan. Segala yang berlebihan memang tidak baik, maka dari itu lakukanlah segala hal sesuai dengan takaran (secukupnya).

Penulis: Fazjri Abdillah

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait