Bonus Demografi Sebuah Anugerah atau Bencana

  • Whatsapp

beritalima.com | Indonesia selama sepuluh tahun berturut-turut menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di ASEAN. Pada 2018, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 264,16 juta jiwa atau sepertiga dari total penduduk di ASEAN.

Bonus Demografi merupakan kondisi dimana suatu wilayah atau negara memiliki jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+). Dikatakan sebagai “bonus” karena kondisi ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan hanya terjadi sekali dan tidak bertahan lama. Bonus demografi tersebut akan terjadi di negara kita pada 2020 – 2035.

Prasyarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara apabila ingin memperoleh manfaat besar dari bonus demografi yaitu sumber daya manusia yang berkualitas. Karena dengan SDM yang berkualitas dapat meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara apabila ada kesempatan kerja yang produktif. Yang kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi faktor penting dalam memanfaatkan bonus demografi karena dengan banyak dibutuhkannya tenaga kerja, maka pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan meningkat pesat. Yang ketiga, meningkatkan tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap rumah tangga memiliki potensi untuk membuka suatu usaha yang akan memberi lapangan pekerjaan untuk orang lain sehingga angka pengangguran menurun. Dan yang terakhir, peran perempuan yang masuk ke dalam pasar kerja akan membantu peningkatan pendapatan dan akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif menjadi benar-benar produktif.

Era bonus demografi yang ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif atas jumlah penduduk tidak produktif memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan jelas yaitu akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional, yang akan bermuara pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

Selain itu, dampak positif dengan jumlah usia produktif yang lebih besar akan mengakibatkan beban hidup menjadi lebih ringan, karena hidup penduduk usia non produktif akan ditanggung oleh penduduk usia produktif.

Salah satu kekuatan bangsa Indonesia terletak pada jumlah penduduknya yang banyak. Namun jika sumber daya manusia berlimpah tersebut tidak dibarengi dengan kualitas SDM yang handal dan digunakan secara maksimal, akan membawa bencana. Indonesia tetap menjadi negara berkembang, tertinggal dari negara lain.

Ekonomi negara Asia seperti China, Korea Selatan dan Singapura terus melesat hingga menjadi negara maju dunia. Padahal 50 tahun lalu, negara-negara tersebut sama miskinnya dengan Indonesia.

Pertanyaannya kenapa dulu mereka sama miskin sekarang bisa lebih kaya dari kita?

Karena kita tidak konsisten, berpikir positif, bekerja produktif, dan melakukan inovasi. Yang terjadi adalah saling menjelekan satu dengan lainnya. Cuma bisa mengkritisi, tapi tidak mau mawas diri.

Faktor penyebab lainnya adalah;
1. Pendidikan rendah
2. SDM tanggung
3. Mementingkan diri sendiri.
4. Kebobrokan moral. Banyak ulama yang menjadikan ilmu sebagai ladang penghidupan, menjilat pemimpin yang fasik, dan membiarkan para pemimpin melakukan pelanggaran.
5. Kurang percaya diri dan pengecut. Sebagian besar rakyat Indonesia minder di hadapan Barat, dan menganggap tak ada peluang bagi kita untuk mengungguli Barat. Akibatnya, Barat semakin merajalela menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jika kelima faktor diatas masih ada dalam benak masyarakat kita, maka bonus demografi yang kita tunggu-tunggu tidak lagi menjadi anugerah, tetapi malah akan membawa bencana bagi bangsa Indonesia.

Mumpung masih ada waktu, mari kita segera bangkit dan berbenah. Tanggalkan ego masing-masing, sifat keras kepala, berpikiran sempit dan sombong. Buang jauh-jauh kedholiman dan perbuatan yang kurang terpuji.

Mari kita rajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jalin kerjasama, gotong-royong dengan seluruh rakyat Indonesia. Jabat tangan erat erat Saudaraku, mari kita songsong masa depan. Menuju Indonesia gemilang, Indonesia yang bermartabat, dan Indonesia unggul. Bagaimana pendapat Anda.

Surabaya, 12 September 2019

Cak Deky

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *