Gus Ipul: Majelis Dzikir sebagai Penopang Kerukunan Bangsa

  • Whatsapp
Wagub Jatim Saifullah Yusuf saat menghadiri acara Manaqib dan Dzikrul Ghofilin di halaman KPSP Setia Kawan Nongkojajar Kab. Pasuruan

PASURUAN, beritalima.com – Majelis dzikir sebagai penopang kerukunan bangsa. Sebab melalui majelis dzikir, para kyai mengajarkan kerukunan dan saling menghormati. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf saat Doa Bersama Pembacaan Manaqib dan Dzikrul Ghofilin dalam rangka Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-72 dan Hari Koperasi ke-70 di KPSP Setia Kawan Nongkojajar, Minggu (6/8) pagi.

Gus Ipul sapaan lekat Wagub Jatim mengatakan, majelis yang dibimbing para kyai dan ulama mampu membuat umat rukun tidak hanya kepada sesama tetapi juga dengan umat beragama lain. “Majelis seperti ini membuat Indonesia kuat dan kerukunan tetap terjaga,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, yang membuat Indonesia tetap rukun dan tenang karena adanya partisipasi masyarakat melalui kegiatan doa seperti ini. Salah satu bentuk kerukunan yang terlihat dalam majelis dzikir yakni para kyai, pemerintah, umat duduk bersama untuk memanjatkan doa. “Duduknya sama semua. Semua umat duduk bersama kyai. Itulah wujud kerukunan dan persatuan Indonesia,” kata Gus Ipul.

Di hadapan para kyai dan umat, Gus Ipul mengharapkan doa agar pemerintah bisa istiqomah dalam menghadapi berbagai permasalahan. “Sowan ke segenap ulama dan kyai yang hadir di sini untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat Allah SWT. Dengan majelis ini mudah-mudahan sambung terus dan mendapatkan pertolongan Allah SWT,” tuturnya.

Pemprov Jatim Lakukan Pembangunan Dengan Pertolongan Allah SWT

Pada kesempatan yang sama, Gus Ipul menyampaikan, Pemprov Jatim terus melakukan pembangunan dan membuat kebijakan dengan pertolongan Allah SWT. “Saya ingat yang dipesankan para kyai. Untuk melakukan pembangunan jangan meninggalkan pertolongan Allah SWT. Usaha membuat kebijakan pertolongan Allah SWT,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pemerintah mendatangkan pertolongan Allah SWT dengan mengambilkan kebijakan yang mengurangi kemakziatan. Wujudnya yakni Pemprov Jatim berhasil menutup seluruh tempat prostitusi di Jatim. “Selama lima tahun Pemprov Jatim bekerja sama dengan kabupaten/kota sehingga 47 tempat lokalisasi bisa ditutup,” ujarnya. (rr)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *