Konsisten Perjuangkan Pendidikan Anak Putus Sekolah, Polwan Di Banyuwangi Ini Raih Penghargaan

  • Whatsapp

BANYUWANGI Beritalima.com – Masih ingat dengan Aiptu Ririn Nurfiah? Itu loh, anggota Polsek Kota Banyuwangi yang peduli dengan masalah pendidikan anak-anak putus sekolah. Personil di Unit Bimbingan Masyakarat ini ternyata tetap konsisten pada jalurnya. Atas dedikasinya ini, dia mendapat penghargaan dari Kapolres Banyuwangi AKBP Agus Yulianto, Kamis (17/2/2017).

Kabar terbaru lain, istri dari Aiptu Darmawan ini tengah memperjuangkan nasib Siti Nurhamidah (13), yang putus sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs). Remaja asal Dusun Wonosari Pesisir, Kelurahan Sobo, Kecamatan Kota Banyuwangi ini gagal melanjutkan pendidikannya lantaran keterbatasan biaya.

Kendala transportasi juga menjadi pemicu anak pasangan Hadi Susanto dan Hudaiyah  meninggalkan bangku sekolah. Kurangnya dukungan dari orang terdekat tambah menghambat niat Siti Nurhamidah untuk menuntaskan wajib belajar sembilan tahun.

Cerita sedihnya didengar oleh Aiptu Ririn Nufiah. Rencana untuk mengembalikan gadis ini untuk mengenyam pendidikannya kembali di MTs Matholiul Ulum Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, dijalankan pada Rabu (16/2/2017). Target awal yang dilakukan mantan anggota Satlantas Polres Banyuwangi itu adalah mendatangi SDN 3 Karangrejo, tempat Siti Nurhamidah dulu menimba ilmu.

“Ijazah SD-nya belum diambil karena masih punya tanggungan biaya yang belum dilunasi. Kemarin sudah kita urus termasuk mengupayakan legalisir ijazah,” kisah Aiptu Ririn, Kamis pagi.

Tuntas mengurusi kendala pertama, Aiptu Ririn kemudian menuju kediaman kakek dan nenek Siti Nurhamidah, Uriyono dan Anjani. Sejak ayah ibunya memutuskan berpisah dan memilih jalan hidup masing-masing, gadis malang ini tinggal bersama kakeknya. Upaya untuk mengembalikan sang cucu ke bangku MTs ternyata tak mendapat restu.

“Kakeknya masih menolak dengan dalih tidak ada biaya. Kalau cucunya ke sekolah juga tidak bisa mengantar jemput. Siti Nurhamidah hanya diperbolehkan mengaji di TPQ saja,” tukasnya sedih.

Jawaban Uriyono ini tentu disayangkan Aiptu Ririn. Padahal Pemerintah Banyuwangi telah mengalokasikan anggaran pendidikan bagi anak putus sekolah. Karena itu dalam waktu dekat dia akan mendatangi Dinas Pendidikan Banyuwangi untuk mencari solusi.

“Sudah kami jelaskan bila biaya sekolahnya gratis. Namun dengan alasan tidak ada yang mengantar sang kakek terus kukuh menolak. Daripada berdebat sementara waktu kita kasih waktu untuk berpikir. Nanti kita akan coba rayu lagi,” terangnya.

Diera kemajuan tehnologi seperti sekarang masalah pendidikan menjadi utama. Kemampuan pendidikan akan menjadi tolak ukur kala mencari kerja. Karena itu sangat disayangkan apabila ada keluarga yang masih berpikir jauh ke belakang tentang pendidikan. (Abi)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *