Mengeluarkan Aroma Hajar Aswad, Ini Sejarah Penemuan Pasarean Astah Buju’ Panaongan

  • Whatsapp

SUMENEP, BeritaLima.com- Pasarean astah Buju’ Panaongan terletak di Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur.

Astah Buju’ Panaongan baru ditemukan 18 (delapan belas) tahun silam. Tepatnya pada tanggal 09-09-1999 dimasa kepemimpinan Presiden KH. Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur.

Uniknya, tanggal beserta bulan dan tahun, terungkapnya Pasarean astah Buju’ Panaongan, bisa dikatakan penemuan pada tanggal yang begitu cantik. Yakni, tanggal sembilan bulan sembilan tahun sembilan puluh sembilan (09-09-1999).

Astah Buju’ Panaongan ditemukan melalui mimpi juru kunci bahwasanya, disebelah barat daya pohon Siwalan ada cahaya turun “neng beddih se ngandung” atau dipasir hamil.

Usai bermimpi juru kunci yang bernama Imam Syafi’i melakukan penggalian terhadap pasir tersebut bersama saudaranya H. Amiruddin beserta 13 ponakannya.

Astah Buju’ Panaongan ditemukan dalam timbunan dipasir dalam ketinggian kurang lebih 7,5 meter. Masyarakat setempat memberikan nama pasir hamil. Dan langsung melakukan penggalian dimalam hari.

Astah Buju’ Panaongan ditemukan pada penggalian malam ke-6 pada pukul 02.30 WIB. Pertama kali yang ditemukan adalah pagar makam, kemudian makam pojok arah timur daya yang bernama Nyai Ummu Nanti, Syech Al-‘Arif Abu Sa’id, Syech Abu Sukri yang mengeluarkan aroma hajar Aswad. Nama makam tersebut sudah tertulis dibatu nisan dengan kaligrafi.

Informasi penggalian Astah Buju’ Panaongan tersebar luas melalui para takmir masjid. Kemudian Masyarakat Madura dan Jawa mulai berdatangan membantu penggalian selama kurun waktu 19 hari.

Hasil dari penggalian tersebut ditemukan sembilan nama astah Buju’ Panaongan.

Berikut ini adalah nama astah Buju’ Panaongan berdasarkan hasil penelitian dari Arkeologi Islam Jakarta pada tanggal 22 s.d 27 April tahun 2000.

1. Nyai Ummu Nanti (Wafat Tahun 1820)
2. Nyai Sarmi (Wafat Tahun 1847)
3. Nyai Ma’ruf (Tanpa Tahun)
4. Nyai Ummu Safuri ( Wafat Tanpa Tahun)
5. Syech Al-‘Arif Abu Sa’id (Wafat Tahun 1292)
6. Syech Abu Sukri (Wafat Tahub 1281)
7. Kyai Ruwiyah (Tahun 1328)
8. Kyai Abu Mutthalif (Tanpa Tahun)
9. Kyai Al-Haj Abdul Karim (Tanpa Tahun).

Peziarah dari luar daerah pun berdatangan. Berbondong-bondong secara bersamaan membacakan surat Yasin, do’a tahlil dan lain sebagainya.

“Setiap harinya peziarah selalu berdatangan. Ada yang dari daerah sekitar Madura dan daerah Jawa,” ujar Imam Syafi’i, Juru kunci Astah Buju’ Panaongan, Jum’at (20/7/2018).

Untuk diketahui, disekitar Pasarean astah Buju’ Panaongan dilengkapi dengan fasilitas umum seperti Musholla, kamar mandi, dan warung makan. Ditambah lagi dibelakang Pasarean terdapat keindahan pantai pasir putih. (Rsd)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *