Optimalkan Hubungan Bilateral RI-PNG, Potensi dan Tantangan di Kawasan Indo-Pasifik

  • Whatsapp

Jakarta – Ketua Pusat Studi Indo-Pasifik di Universitas Cenderawasih, Melyana R. Pugu, menyoroti pentingnya kawasan Pasifik dalam konteks Papua Nugini (PNG) dan Indonesia untuk memiliki hubungan bilateral yang kawasan Indo-Pasifik pada Diskusi Publik Earbay Channel dan Info Papua Selatan (IPS),
Rabu (28/06/2023).

Melyana menjelaskan, dalam forum komunikasi di Pasifik, seperti Pasific Islands Forum, Melanesian Spearhead Group, Pasific Island Development Forum, Southwest Pacific Dialogue, dan Organization of African, Caribbean, and Pacific States, kedua negara berinteraksi secara aktif.

Salah satu potensi besar dari hubungan bilateral ini adalah Ujung Timur, di mana terdapat kesamaan budaya Melanesia dan hubungan kekerabatan yang kuat antara warga di perbatasan RIPNG.

“ Dengan jarak yang relatif lebih pendek, Ujung Timur memiliki potensi menjadi pusat hubungan perdagangan ekspor-impor antara kedua negara. Selain itu, faktor penduduk yang cukup signifikan di PNG juga dapat menjadi pasar potensial bagi produk Indonesia,” ujar Melyana.

Melyana menambahkan pada sisi ekonomi, Papua Nugini memiliki potensi pertanian yang kaya, seperti kelapa sawit, pisang, ubi jalar, dan berbagai jenis sayuran. Di sektor industri, minyak dan gas, pertambangan emas, tembaga, dan nikel, serta pengolahan kelapa sawit dan kayu menjadi sektor utama.

Sementara itu, Indonesia dengan GDP yang besar dan beragam sektor ekonomi seperti pertanian, perikanan, kehutanan, dan pariwisata, memiliki peluang untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan PNG.

Dijelaskan lagi, identifikasi potensi di wilayah Sandaun Province, Papua Nugini, menunjukkan adanya kekayaan alam dan pemandangan indah yang berpotensi menjadi objek pariwisata.

“ Namun, wilayah ini juga menghadapi masalah seperti perdagangan ilegal narkoba, senjata, dan barang-barang terlarang lainnya yang perlu mendapatkan perhatian serius,” tambahnya.

Selain potensi yang ada, terdapat beberapa tantangan dalam hubungan bilateral RI-PNG. Pembentukan provinsi baru dan pembentukan regulasi, terutama dalam kerjasama antara kedua negara, merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi. Sosialisasi kepada negara tetangga PNG, termasuk maksimalisasi fungsi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Skouw dan Sota, serta peningkatan diplomasi publik dengan pendirian Daerah Otonomi Baru (DOB) di tanah Papua, juga menjadi tantangan yang perlu ditangani.

Untuk mengoptimalkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Papua Nugini, perlu dilakukan berbagai upaya. Pertukaran pelajar dan mahasiswa, implementasi MOU sister province dan sister city, serta pameran budaya dan pendidikan antar dua negara di wilayah perbatasan dapat mempererat hubungan kedua negara. Selain itu, pertandingan persahabatan olahraga, seperti sepak bola, juga dapat menjadi ajang untuk memperkuat kerjasama
bilateral.

Dalam rangka menghadapi tantangan dan memanfaatkan potensi yang ada, diperlukan kerjasama antara Indonesia dan Papua Nugini. Melalui pembentukan regulasi yang efektif, peningkatan sosialisasi kepada negara tetangga, dan diplomasi publik yang lebih intensif, hubungan bilateral kedua negara dapat semakin kuat dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. (EarbayChannel/ulin)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait