Pasca Kebakaran, Relokasi Pasar Lawang Semrawut?

  • Whatsapp

MALANG, beritalima.com| Pasca terjadinya kebakaran di Pasar Lawang, Kabupaten Malang, beberapa waktu lalu. Para pedagang pasar akhirnya, di relokasi dengan membangun beberapa kios di sepanjang jalan yang masuk wilayah Kelurahan Lawang. Namun, relokasi pedagang tersebut menuai konflik antara pedagang, warga dan Lurah, bahkan sempat bersitegang.

“Ada laporan warga, bangunan relokasi di jalan itu mempersempit jalan kampung, dan akses jalan warga sulit, untuk itu warga beramai – ramai berkumpul dan membongkar sebagian trotoar pembatas jalan, agar keluar masuk mobil saat ke perkampungan warga, khususnya RT 07, RW 02, Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang,” ucap Dayat ketua RT 07, didampingi warga, saat di lokasi relokasi kios, Sabtu (11/05/2019) Malam.

Menurutnya imbas dari bangunan relokasi pasar tersebut langsung ke warga, mulai dari kebersihan, keamanan, dan kenyamanan jika bangunan relokasi itu dilanjutkan pasti mengganggu warga. Pasalnya, selama ini adanya pembangunan relokasi pasar Lawang pasca terjadinya kebakaran tersebut, tidak ada koordinasi ke warga sekitar.

“Bangunan relokasi itu, tidak ada koordinasi dengan warga, dan masalahnya bangunan ini menghadap ke pemukiman warga langsung. Dan saya selaku warga disini juga ngomong sama pak RW bahwasanya kalau pasar ada disini otomatis warga kita kan terganggu yang pertama terkait kebersihannya kok gak ada komitmen pasar rembukannya sama kita sama sekali tidak ada, gak ada koordinasi tiba tiba saya tau sudah di garis,” ungkapnya.

Sementara itu Lurah Lawang, Murtaji mengaku sangat geram dengan pembangunan relokasi pasar yang tanpa melibatkan warga, bahkan pihak kelurahan selaku yang punya wilayah tidak ada pemberitahuan masuk. Menurutnya sebelum ditentukan tempat relokasi, sesuai arahan Kapolsek Lawang, harusnya dibentuk Satgas dulu yang melibatkan Kelurahan dan LPMK.

“Sebelum menentukan tempat relokasi harusnya ada koordinasi dulu, dan dilakukan perencanaan yang matang, di lapangan malah Suwardi (Ketua Paguyuban Pedagang Pasar) dan teman temannya berjalan sendiri, padahal warga juga perlu diajak ngomong, insyaallah warga mengerti. Saya sangat mengerti, pedagang harus segera berjualan tetapi kepentingan warga juga harus diperhatikan, kita cari solusi,” tegas Murtaji.

Adanya relokasi pasar, menurut Murtaji warga mengkhawatirkan adanya tingkat Keamanan, Kenyamanan, Ketertiban dan Kebersihan nantinya, karenadirasa warga pasar yang sebelah timur selama ini hanya memberikan imbas kotor, sementara warga melakukan kerja bakti sendiri.

Pantauan wartawan, pembongkaran jalan yang sebelumnya taman, hingga dicor permanen mirip trotoar itu, sempat bersitegang antara warga dengan tukang parkir yang diduga liar, dengan pemilik kios yang dibangun sebelumnya. Warga juga menduga ada oknum yang mendapatkan setoran adanya parkir liar di tempat tersebut dan restribusi kios yang entah larinya kemana, sementara parkirpun di situ tidak menggunakan karcis.

“Parkir di depan itu diduga liar sebab gak pernah ada setoran ke karang taruna kami, kios kios yang dibangun di tengah jalan pun gak tau restribusinya masuk kemana, untuk itu warga akan membongkar trotoar jalan, beserta kios tersebut,” ujae AL salah satu warga.

AL juga menyampaikan bahwa Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Lawang bertindak seenaknya sendiri dan bisa dikatakan arogansi, sampai kepala pasar yang notabene petugas pemerintah yang ditunjuk resmi malah terlihat melempem.

“Itu Kepala Paguyuban atau Kepala Daerah,” ucapnya.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *