Pemkot Madiun Segera Lakukan Imunisasi Difteri

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencanaakan menggelar imunisasi serentak untuk menanggulangi penularan difteri yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Imunisasi ini menjadi cara untuk memutus rantai penularan penyakit yang bisa berakibat kematian ini.

Wakil Walikota Madiun, H. Armaya mengatakan, imunisasi serentak ini disebut sebagai ORI atau Outbreak Respons Imunization. Di Kota Madiun ada tiga tahap imunisasi serentak yang akan dilaksanakan pada tahun ini. Yaitu pada Februari, Juli dan November atau Desember.

“Imunisasi akan dilaksanakan untuk anak-anak yang usianya 1 tahun sampai 19 tahun,” kata H. Armaya, di sela Coffee Morning Pemkot Madiun di Wisma Haji Madiun, Rabu 31 Januari 2018.

Lokasi ORI akan dilakukan di sejumlah titik. Mulai dari Puskesmas, posyandu, klinik dan pusat pelayanan kesehatan yang lain.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun, Agung Wardani, mengatakan, ORI adalah upaya untuk memutus rantai penularan difteri. Imunisasi akan meningkatkan daya tahan tubuh atas toksin yang disebar oleh bakteri difteri. Hal ini penting sebab penularan bakteri difteri cukup mudah, yaitu melalui droplet atau percikan ludah dan sentuhan.

“Orang yang membawa kuman bisa menularkan saat berbicara atau bersentuhan. Yang bisa tertular adalah orang yang berinteraksi dengan penderita. Dengan kata lain mereka yang tidak kebal bisa terkena toksin atau racun difteri dari kuman yang hinggap,” terang Wardani.

Diterangkannya, KLB yang dinyatakan oleh pemerintah telah didasarkan pada kondisi yang terjadi. Di Indonesia sudah ada 20 provinsi yang ditemukan kasus difteri. Di Jawa Timur, selama 2017 lalu terdapat 460 kasus difteri positif di mana 16 orang penderita meninnggal. Selama 2018 sampai dengan 30 Januari telah ditemukan 88 kasus difteri.

“Kalau di Madiun, pada 2017 lalu ditemukan tiga kasus suspek difteri tapi setelah dilab semuanya negatif. Di 2018, ada dua kasus suspek difteri. Satu kasus dinyatakan positif lalu dikembangkan pemeriksaan ke dua orang keluarga sebagai orang yang berinteraksi erat, ternyata dua keluarga lain positif juga. Satu suspek lainnya masih diperiksa kondisinya,” terang Wardani.

Saat ini seluruh pasien suspek dan positif difteri sudah dirawat di RS dr Soedono untuk diisolasi dan diberikan perawatan lebih lanjut.

“Kami minta warga bisa kooperatif sehingga imunisasi serentak bisa dilaksanakan dengan baik dan bisa memutus rantai penularan difteri ini,” pungkasnya. (Kominfo).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *