Resmikan Jembatan Gantung Kaliregoyo, Tanggul Sungai Glidik dan Mujur di Lumajang, Gubernur Khofifah : Jadi Akses Kebangkitan Ekonomi, Mobilitas, Sosial, dan Pendidikan Masyarakat

  • Whatsapp

LUMAJANG, Beritalima.com|
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Jembatan Gantung Kaliregoyo di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Tanggul Sungai Glidik dan Mujur Kabupaten Lumajang, Selasa (17/10/2023).

Peresmian tersebut ditandai dengan penandatangan prasasti Jembatan Gantung Kaliregoyo, Tanggul Sungai Glidik dan Mujur kemudian dilanjutkan dengan pengguntingan untaian melati oleh Gubernur Jawa Timur didampingi Pj Bupati Lumajang, Ka Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim dan Kadis PU SDA Provinsi Jatim.

“Alhamdulillah siang ini kita meresmikan jembatan gantung Kaliregoyo Tanggul Sungai Glidik dan Tanggul Sungai Mujur Lumajang. Bismillah semoga bisa menjadi akses yang bisa membangkitkan ekonomi, sosial dan pendidikan masyarakat di Kabupaten Lumajang” kata Khofifah.

“Harapan kita semua bahwa economic recovery itu akan bisa bangkit setelah proses aksesibilitas ini bisa membantu semua mobilitas masyarakat, pendidikan dan sosial juga begitu, barang dan jasa relatif akan terkoneksi ketika jembatan ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya,” harapnya.

Jembatan gantung Kaliregoyo sendiri memiliki panjang total bentang jembatan sepanjang 222 meter dengan bentang utama berupa jembatan gantung 150 meter dan jembatan pendekat berupa box culvert sepanjang 72 meter. Konstruksi struktur bawah pylon jembatan gantung berupa beton bertulang dengan pondasi sumuran.

Sebelumnya, pada 7 Juli 2023 yang lalu, telah terjadi bencana banjir aliran lahar Gunung Semeru yang mengalir di 3 (tiga) sungai, yaitu Sungai Mujur, Sungai Glidik dan Sungai Rejali di Kabupaten Lumajang. Kejadian tersebut mengakibatkan 1.294 jiwa harus mengungsi dan putusnya 3 jembatan penghubung Lumajang – Malang, jembatan penghubung Desa Kloposawit-Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro dan jembatan gantung Kali Regoyo desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro.

Tak hanya itu, kerusakan juga terjadi sarana prasarana infrastruktur sumber daya air berupa bangunan groundsill dan tanggul-tanggul sungai, pemukiman, lahan pertanian serta fasilitas umum lainnya, dan berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.

Oleh karena itu, Khofifah meminta segera dilakukan upaya perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana tersebut dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya dengan cepat untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak.

Kolaborasi, kerja keras dan quick respons semua pihak dibutuhkan untuk segera menangani sehingga masyarakat dapat kembali memanfaatkan dan beraktivitas seperti sedia kala.

“Ini salah satu titik yang saya minta dilakukan asesmen oleh tim dari PU integrated, ada PU SDA, PU Bina Marga, dan PU Cipta Karya, serta tim.Kementerian PUPR. Tim asesmen Kementerian PUPR saat itu menjelaskan titik-titik mana yang membutuhkan rekonstruksi,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama orang nomor satu di Jatim ini menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang dalam waktu 3 bulan telah mampu menyelesaikan perbaikan infrastruktur ke-PU an. Sinergitas dan kolaborasi yang dibangun seluruh stakeholder serta relawan yang bergerak cepat dapat menangani dampak bencana yang terjadi.

Tak berhenti disitu, Mantan Menteri Sosial RI ini menekankan kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis Jawa Timur memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda, serta dampak psikologis. Oleh sebab itu ia meminta adanya pemantauan yang dilakukan secara kontinyu dan simultan.

“Pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi, perlu dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan semua elemen strategis di semua daerah di Jawa Timur,” tegasnya.

Di momen bahagia ini, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Lumajang untuk bersahabat dengan Gunung Semeru. Karena bencana yang datang dari gunung berapi ini tidak dapat diprediksi sehingga diharapkan masyarakat sekitar mampu membaca signal-signal awal yang diberikan Gunung Semeru sebelum erupsi.

“Masyarakat di sekitar Semeru saya rasa jauh lebih advanced mengenali gejala gejala Semeru, jadi kalau misalnya early warning systemnya sudah menyampaikan ayo evakuasi, kita juga mengikuti ritme itu, sehingga keselamatan dari masyarakat, keselamatan jiwa semua bisa dilakukan secara lebih dini,” tuturnya.

Usai meresmikan, Gubernur Jatim bersama rombongan meninjau lokasi bronjong Tanggul Sungai Mujur Dusun Munggir, Desa Pasrujambe, Kec. Pasrujambe, Kab. Lumajang.

Sementara itu Susmiati (42) warga kajangkosong Candipuro mengaku bahagia dan senang dilakukan perbaikan serta pembenahan jembatan kaliregoyo. Sebab, saat banjir lahan, aktivitas masyarakat sekitar menjadi tersendat.

Di saat masyarakat resah, pemerintah cepat dan tanggap memperbaiki jembatan ini sehingga aktivitas masyarakat berlangsung pulih dan menambah semangat menjalani hidup.

“Terima kasih ibu gubernur Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Lumajang memenuhi kebutuhan masyarakat Lumajang,” katanya.

Turut hadir Pj. Bupati Lumajang, Forkopimda Kabupaten Lumajang, Ka. Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim, Ka. Dinas PU SDA Provinsi Jatim, Ka Dinas PU Cipta Karya, dan segenap jajaran Kepala OPD di lingkungan Pemprov. Jatim.(Yul)

beritalima.com

Pos terkait