Sasar Anak Muda Menjadi Petani Masa Depan, PG Gelar Jambore Petani Indonesia

  • Whatsapp

GRESIK,beritalima.com, Profesi petani di Indonesia memang sulit diminati oleh anak muda seiring industrialisasi yang kian pesat. Bekerja diindustri adalah pilihan anak muda masa kini, apalagi dari sisi pendapatan, bekerja menjadi buruh pabrik dianggapnya lebih tinggi dibanding mengelola lahan pertanian. Untuk mengantisipasi ancaman itu PT Petrokimia Gresik (PG) anak perusahaan PT Pupuki Indonesia menggelar jambore Petani Muda di Wisma Kebomas, Gresik, Jawa Timur (24/7/2017)

Direktur Utama PG, Nugroho Christijanto menyatakan, perusahaan memiliki komitmen dan arah kebijakan yang berorientasi pada pertanian masa depan. Komitmen ini salah satunya diwujudkan dengan menggelar Jambore petani muda yang merupakan kelanjutan dari jambore nasional Pelatihan Anak MUda (PATRA) yang sudah deprogram sejak 2014

“ Setiap tahun kami selalu mengusung tema regenrasi petani. Karena isu ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia dan hal ini perlu menjadi perhatian serius oleh seluruh pihak terkait,” ujar Nugroho

Perhatian serius ini, lanjut Nugroho, berdasarkan data dari Sensus Pertanian 2013. Dalam laporan tersebut, jumnlah rumah tangga petani turun 20% dari 9,5 juta (sensus 2013) menjadi 63,6 juta (turun 15,6 juta rumah tangga). Hal ini kemudian diperparah lagi dengan kondisi bahwa 61% petani Indonesia berusia lebih dari 45 tahun.

Faktor yang menyebabkan sektor pertanian tak menarik bagi generasi muda adalah karena tingkat pendapatan rendah. Hal tersebut, berdasar sebab Badan Pusat Statistik (BPS) melansir temuan yaitu pendapatan petani hanya 14 juta pertahun. Ditengarahi pendapatan rendah petani karena panjangnya rantai tata niaga pertanian, belum lagi tingkat rendahnya tingkat pendidikan dan factor usia yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan teknologi pertanian.

Untuk mengatasi problematika tersebut, Nugroho, berpendapat harus ada peningkatan akses dan kepemilikan lahan, pemanfaatn sarana dan prasarana serta kepastian pendapatan dan kebijakan harga yang baik.

Selain itu, Lanjut Nugroho, diperlukan upaya untuk memperbanyak pendidikan vokasi pertanian pada perguruan tinggi untuk mendorong lebih banyak tenaga kerja berpendidikan disektor ini

“Oleh karena itu sebagai perusahaan milik negara yang bergerak dibidang pertanian kami memiliki kuwajiban moral untuk turut mendukung regenerasi petani dan menarik generasi muda untuk mau menjadi petani sukses,” kata Nugroho. (Ron)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *