Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Minta Uji Klinis Vaksin Sinovac Harus Objektif

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI bidang Industri dan Pembangunan, Dr H Mulyanto meminta para peneliti yang terlibat dalam proses uji klinis fase 3 vaksin Sinovac asal China bersikap profesional.

“Peneliti harus objektif dan berani menyampaikan hasil uji tersebut apa adanya. Jangan sampai karena tekanan pihak tertentu, peneliti membuat laporan yang tidak berdasarkan fakta,” kata Mulyanto dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Jumat (18/12) pagi.

Anggota Komisi VII DPR RI tersebut menegaskan, uji klinis fase 3 vaksin produk perusahaan China ini sangat penting untuk menilai efektifitas dan imunoginitas vaksin yang sudah dibeli Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebab, kata politisi senior ini, berdasarkan daftar efektivitas vaksin yang disebutkan badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), vaksin Sinovac tak tertera di dalamnya. Sebab itu, vaksin Sinovac yang sudah dibeli dengan jumlah banyak harus diuji. Jangan sampai vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat ini berbahaya,” tegas dia.

Sebelumnya Pemerintah dilaporkan sudah membeli vaksin Sinovac 3 juta dosis. Sedikitnya 1,2 juta dosis sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta dua minggu lalu dan dibawa ke Bio Farma di Bandung untuk diuji. Sisanya dikirim ke Indonesia dalam waktu berikutnya.

Sekarang ini status vaksin Sinovac tengah uji klinis fase 3 oleh tim peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Diharapkan ilmuwan dalam riset ini menjadi garda ilmiah yang mengayomi kesehatan masyarakat. Mereka tak boleh goyah apalagi ingkar dari Hippocratic Oath, sumpah etis mereka.

Jangan sampai mereka tergiur kepada rayuan manis pebisnis vaksin atau takut pada tekanan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab karena nanti korbannya adalah rakyat Indonesia,” kata pelopor gerakan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) tersebut.

Doktor Teknik Nuklir dari Tokyo Institute of Technology (Tokodai), Jepang 1992-1995 mengingatkan peran peneliti uji klinis fase 3 ini sangat menentukan nasib kesehatan jutaan masyarakat Indonesia yang bakal diberi vaksin virus Corona (Covid-19) yang telah merenggut ratusan ribu jiwa manusia di berbagai negara itu.

Masyarakat sangat berharap para peneliti bersikap rasional, obyektif dan independen, sehingga nantinya hasil riset yang dikeluarkan benar-benar mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan. “Jangan sampai ada tipu-tipu ilmiah. Jika perlu dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbuka,” ungkap wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten tersebut.

Selain itu, Mulyanto mengatakan, kita bertanggung jawab membangun integritas kelembagaan ilmiah nasional agar evidence based atau research based policy (kebijakan berbasis riset) dapat dijalankan dengan baik dan dipercaya publik. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait