Fenomena Sang Bos dan Teori Frasa “Akal Sehat”  di Pilpres 2019

  • Whatsapp

Oleh : Wibisono

Jakarta, Akhir akhir ini muncul fenomena teori Frasa “Akal Sehat” yang di kampanyekan oleh bos akal sehat, Bung Rocky Gerung julukannya, banyak orang melekatkan teori “akal sehat” dengan Rocky Gerung sehingga eks-pengajar di program studi Ilmu Filsafat Universitas Indonesia dijuluki “bos” hingga “presiden” akal sehat , ujar wibisono ketua Pendiri Garda PAS yang ikut menulis tentang fenomena ini.

Menurutnya, teori tentang “Akal sehat” ini memang sudah sering digunakan dalam percakapan publik di Indonesia sejak dulu. Namun, setahun belakangan ini, frasa tersebut berbunyi lebih nyaring dan tampil lebih mencolok lantaran kerap dilontarkan oleh Rocky Gerung dalam berbagai pembicaraan publik, kata Wibi sapaan akrabnya.

Ini aneh, Rocky Gerung bukan top influencer nomor satu soal “akal sehat”, tapi lebih jauh soal kampanye akal sehat ini sangat fenomenal, ditanya sejak kapan kampanye “Akal Sehat”?, jawabanya adalah sejak trend penggunaan kata “akal sehat” mulai sejak September 2018. Puncaknya istilah ini makin populer saat aksi di monas bulan Desember 2018. Rocky Gerung bilang, MONAS = Monumen Akal Sehat, ujar Wibi.

Maka sejak september hingga sekarang, percakapan ‘akal sehat’ di Twitter ataupun di medsos “Akal sehat” tampaknya menjadi trade mark salah satu kandidat capres yaitu (Prabowo-Sandy) Terlihat dari dominasi dalam percakapan ini,papar Wibi.

Pidato kebudayaannya di Dewan Kesenian Jakarta pada 2010 berjudul “Merawat Republik, Mengaktifkan Akal Sehat“. Kemudian, pada awal April 2018, Rocky bersama sejumlah aktivis dan akademikus mengeluarkan Maklumat Akal Sehat. Maklumat itu dibuat guna menyikapi pelaporan Rocky ke polisi atas kasus dugaan penistaan agama yang mempermasalahkan ucapan Rocky bahwa “kitab suci adalah fiksi” dalam diskusi fiksi” di ILC di TV one beberapa waktu yang lalu, tandas Wibi.

Siapakah Rocky Gerung?

Rocky Gerung adalah seorang filsuf, akademisi dan intelektual publik Indonesia. Ia pernah mengajar di Universitas Indonesia dan merupakan salah satu pendiri Institut Setara. Pendidikan: Universitas Indonesia (1986).

Rocky (lahir di Manado, Sulawesi Utara, 20 Januari 1959; umur 60 tahun) adalah seorang filsuf, akademisi dan intelektual publik Indonesia. Ia pernah mengajar di Universitas Indonesia dan merupakan salah satu pendiri Institut Setara.

Kehidupan dan karier

Rocky mulai berkuliah di Universitas Indonesia pada tahun 1979. Ia pertama kali masuk ke jurusan ilmu politik, yang saat itu tergabung dalam Fakultas Ilmu-ilmu Sosial, sebelum memutuskan pindah ke jurusan ilmu filsafat dan lulus pada tahun 1986. Selama berkuliah, Rocky dekat dengan para aktivis berhaluan sosialis seperti Marsillam Simanjuntak, Hariman Siregar, dan lain-lain.

Setelah lulus, Rocky kembali ke UI dan mengajar di departemen ilmu filsafat, yang kini tergabung di dalam Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, sebagai dosen tidak tetap hingga awal tahun 2015. Ia berhenti mengajar disebabkan keluarnya UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister; sedangkan Rocky hanya menyandang gelar sarjana. Ia tercatat mengampu mata kuliah seperti Seminar Teori Keadilan, Filsafat Politik, dan Metode Penelitian Filsafat; ia juga pernah mengajar pada program pascasarjana. Salah satu mahasiswa yang dibimbingnya adalah aktris Dian Sastrowardoyo.

Bersama tokoh-tokoh seperti Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra, Rocky ikut mendirikan Institut Setara, sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia, pada tahun 2005. Banyak yang belum tahu soal pribadi Rocky Gerung. Di usianya yang sudah mengincak 59 tahun ada fakta unik tentang Rocky Gerung yakni soal urusan asmara. Rocky ternyata hingga saat ini masih betah sendiri alias Jomblo.

NO Rocky NO Emak-emak

Tak bisa dipungkiri popularitas pengamat politik Rocky Gerung belakangan ini begitu besar. Saat ini mungkin Rocky Gerung satu-satunya akademisi yang disambut bak artis kala berkunjung ke daerah-daerah. tak hanya oleh kaum adam, Rocky Gerung juga digandrungi kaum hawa dan menjadi idola banyak emak-emak,papar Wibi

Pendiri SETARA Institute for Democracy and Peace, Rocky Gerung, menegaskan ada dua energi atau kekuatan yang akan mengganggu kekuasaan petahana Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, yaitu politik emak-emak dan kritis akademisi di kampus. Jadi menurut saya, petahana (Jokowi) akan dilumpuhkan oleh dua energi. Energi emak-emak dan energi kampus, itu,” tegas Rocky.

Demikianlah fenomena sang Bos “Akal Sehat” yang memberi warna tersendiri di kancah perpolitikan Indonesia, terutama dalam konstalasi pilpres 2019 yang sebentar lagi kita ikuti di pemilu tanggal 17 april 2019 dalam pemilihan Presiden dan wakil presiden yang Baru, pungkas Wibisono.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *