Hawali: Tidak Ada Preman Bayaran, Yang Ada Pendemo Bayaran

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com | Aksi unjuk rasa di depan Kantor DPP PPP, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2022), berakhir ricuh.

Penyebabnya massa pendemo yang mengatasnamakan kader PPP mengeluarkan orasi yang menyerang pribadi Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa, diketahui bahwa massa aksi sebagian besar terdiri dari anak-anak usia SMP.

Bacaan Lainnya

Dalam aksinya, mereka berulang kali menghina Suharso dengan kata-kata kasar yang tidak pantas. Mereka juga memprovokasi dengan bahasa cacian yang tidak mencerminkan sebagai kader Partai Ka’bah.

Mendengar bahasa provokasi tersebut, sontak puluhan anggota badan otonom PPP datang menghalau agar massa aksi tidak mendekat ke kantor DPP PPP.

Salah satunya adalah kader Angkatan Muda Ka’bah (AMK) DKI Jakarta Hawali Mughni Lunggana.

“Awalnya, saat mereka orasi baik-baik kami diam saja, tetapi saat mereka mulai menghina personal Ketum dengan kata-kata yang tidak pantas, baru kami halau agar tidak mendekat ke kantor PPP. Mereka tidak bisa seenaknya mengacau partai kami dengan atas nama unjuk rasa,” kata Hawali dalam keterangan persnya, Sabtu (25/6/2022).

Hawali pun menegaskan, sebagai kader PPP pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap setiap gangguan yang datang dari orang luar. Terlebih, massa aksi tersebut banyak terdiri dari anak-anak usia sekolah SMP dan SMA.

“Jelas mereka itu bukan kader PPP, melainkan pendemo bayaran dan massa pengacau. Jadi, tidak ada preman bayaran, yang ada adalah pendemo bayaran yang ingin mengacau partai,” ungkapnya.

Hal ini disampaikan Hawali sekaligus membantah tudingan yang dilontarkan Muchbari, selaku korlap aksi, yang mengaku diserang oleh massa bayaran.

“Kami adalah para anggota badan otonom PPP yang sedang menjaga kantor kami. Sebaliknya, mereka mayoritas massa aksi yang demo tidak kami kenal, mereka tidak pernah mampir atau datang ke Kantor DPP PPP. Jadi kalau gitu, siapa yang massa bayaran?,” cetus Hawali.

Apalagi, kata dia, massa aksi yang masih dibawah umur itu juga membawa bendera berlambang Ka’bah, tetapi bertutur kata kasar dan tidak mencerminkan keislaman.

“Mereka sama saja mengeksploitasi anak-anak, anak usia sekolah mereka angkut jadi masa bayaran,” sesal Hawali.

Sebelumnya, diberitakan, korlap aksi yang mengatasnamakan Front Kader Penyelamat Partai (FKPP) PPP, Muchbari mengaku diserang massa bayaran saat unjuk rasa di depan kantor DPP PPP.

Dia mengaku, membubarkan diri setelah diprovokasi oleh orang tidak dikenal yang muncul dari arah kantor DPP PPP dan menyerang massa aksi.

“Walaupun aksi kami dihadang aparat keamanan dan diprovokasi oleh orang-orang yang kami tengarai bukan kader PPP, kami tetap berupaya menyampaikan tuntutan kami agar Suharso Monoarfa mundur sebagai Ketua Umum PPP,” kata Muchbari.

Setelah itu, kericuhan pun terjadi dan sempat terjadi saling lempar botol air mineral sebelum kemudian mereka mundur untuk menghindari bentrokan lebih lanjut.

Ketua Front Kader Penyelamat Partai (FKPP) PPP, Syaiful Dasuki mengatakan, aksi damai kami ternyata direspon dengan tidak jantan dan dewasa oleh Suharso Monoarfa dengan menyewa massa bayaran untuk menyerang kader PPP.

“Ini bukti nyata agar publik tahu bahwa beginilah watak Suharso Monoarfa yang anti kritik, anti demokrasi dan anti perbedaan. Selain aturan yang dibuatnya semena-mena untuk kepentingan pribadi, dia pun sampai hati dengan bengisnya membenturkan kader PPP asli dengan massa yang disewanya” ucap Syaiful.

Dia juga menyesalkan aparat keamanan yang terkesan membiarkan terjadinya penyerangan oleh massa tersebut.

“Dan aksi akan dilanjutkan terus hari-hari berikutnya, apapun dan siapapun yang menghadang kami, sampai Suharso mundur dan keadilan serta kebenaran ditegakkan di tubuh PPP” tutup Syaiful. (Edi)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait