Kesederhanaan Oma adalah Kunci

  • Whatsapp

By : Theodorus Budiarjo Lahama

“Usia hanyalah angka, tapi kasih sayang takkan terhingga,” itulah yang bisa menggambarkan omaku. Tak seperti lansia kebanyakan, omaku masih bekerja untuk membantu kami mengerjakan sebagian tugas rumah tangga. Dengan tekun & giat setiap pekerjaan diselesaikan dengan penuh kecintaan terhadap keluarga.

Memang omaku sudah terlahir dengan situasi yang menyedihkan dan mengharuskan memimpin kesepuluh bersaudara tanpa kenal lelah. Mulai dari mencari beras, memasak makanan, serta mengantarkan kesepuluh bersaudara menuju sekolah. Dengan kondisi seperti itu, oma tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh dalam segala hal.

Kesederhanaan adalah kunci sukses omaku dalam mendidik kami sekeluarga. Kemampuan untuk ikhlas menerima yang ada, berusaha untuk selalu bersyukur atas setiap rezeki yang diberikan dengan tetap menggunakannya pada hal-hal yang bermanfaat dan berarti menjadi pedoman omaku dalam mendidik anak-anaknya. Dengan kesederhanaan itulah, omaku menularkan sikap mandiri dan tangguh kepada keempat anaknya agar tidak menjadi laki-laki yang “cenggeng” di depan umum.

Aku pun ikut merasakan betapa besar ajaran oma, terutama menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh. Pribadiku ditempah menjadi seorang yang mau bekerja keras dan tidak pernah mengeluh. Walau di pertengahan jalan, aku menemuhkan tantangan yang membuat hati “ciut” ada oma yang selalu memberikan “hejangan” kepadaku agar terus mengejar setiap cita-cita dan selalu bersyukur dalam segala hal.

Memang aku tak bisa menentukan rencana yang akan datang, tapi kuat kuasa dari Tuhanlah yang dapat menjawab segala rencanaku kedepannya. Sehingga oma tak lupa menyarankan hanya berdoa, kunci untuk menjawab semua permasalahan yang berada di tengah lingkunganku.

Kunci sukses, kenapa harus ribet? Cukup sederhana saja. Seperti karekter omaku yang bijak dan berpikir positif. Dari semua sifat itu, membuat oma menjadi sosok yang takkan tergantikan dalam hidupku. Aku pun bersyukur mempunyai sosok tangguh seperti omaku yang dapat kubanggakan.
(Theodorus Budiarjo Lahama/ Politeknik Negeri Jakarta/ Feature)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *