Mentradisikan Berbagai Buku

  • Whatsapp

Denny JA

Ujar Malala Yousafzai: “Let’s remember. One book can change the world.” Satu buku dapat mengubah dunia.

Tapi buku semakin jarang dibaca. Apalagi dibeli.

Ini ironi dunia modern. Informasi semakin banyak diproduksi. Tapi riset menunjukkan minat membaca apalagi membeli buku justru menurun.

Padahal begitu banyak pencerahan yang dapat dilakukan lewat buku.

Para pendiri bangsa Indonesia, yang meletakkan rohani ini negeri; juga penulis buku.

Bung Karno menulis Di bawah Bendera Revolusi (1963). Bung Hatta mengarang buku Demokrasi Kita (1966). Bung Syahrir menulis buku Renungan Indonesia (1935). R A Kartini menulis banyak surat yang diterbitkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang (1922).

Dunia berubah akibat buku yang ditulis Newton: Philosophie Naturalis Principia Mathematica (1687). Juga buku Adam Smith: The Wealth of Nation (1776), Karl Marx: Das Capital (1867). Juga karangan Charles Darwin: The Origin of Species (1859).

Tapi buku berbentuk fisik itu semakin tidak tersebar.

Mengisi gap itu, adalah sehat dan bergizi jika kita ikut mentradisikan berbagi buku.

Sejak 2 tahun lalu, di aneka WA grup, saya niatkan secara selektif berbagi buku.

Teman teman anggota WA grup yang sedang berkarya, tak semua, saya beli bukunya untuk dibagikan ke semua member.

Katakanlah ini ikut menyebarkan pencerahan yang dikandung oleh buku tersebut.

Di sisi lain, ini bisa menjadi cara lain berderma. Derma bisa dalam bentuk membantu anak yatim, menolong korban bencana. Tapi derma juga bisa dalam bentuk membagikan buku, kepada yang memang berminat.

Satu buku, ujar Malala, dapat mengubah dunia. Tapi kita tidak bermimpi mengubah dunia. Karena itu semboyan kita cukup: “ikut membagikan satu buku, ikut menyebar pengetahuan, sekecil apapun.”

Feb 2021

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait