PCNU Pamekasan Mendukung Pemkab Tutup Tempat Diduga Maksiat

  • Whatsapp

Wakil Ketua PCNU Pamekasan, Ahmad Sohebuddin

PAMEKASAN,Beritalima.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pamekasan, mendukung langkah Pemerintah Kabupaten Pamekasan untuk menutup secara permanen tempat-tempat yang diduga menjadi pintu masuknya praktik kemaksiatan. Beberapa tempat yang diduga mengandung pelanggaran terhadap norma dan hukum agama yakni, prostitusi dan hiburan karaoke.

Bacaan Lainnya

Menurut siaran Pers PCNU Pamekasan terkait upaya penutupan tempat maksiat di Pamekasan yang berhasil dihimpun beritalima com sebagai berikut.

Wakil Ketua PCNU Pamekasan, Ahmad Sohebuddin memgatakan, sejak lama, PCNU Pamekasan bersama ormas Islam lainnya yang tergabung dalam FOKUS (Forum Komunikasi Ormas Islam) Muhammadiyah, Sarekat Islam, Persis, Hidayatullah, Al-Irsyad, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan LP2SI, sudah meminta Pemkab Pamekasan agar hal-hal yang berbau maksiat atau di sinyalir akan mmbawa ke maksiatan supaya dilarang dan dintutup.

“Dorongan penutupan tempat-tempat yang diduga maksiat, sudah lama kita suarakan kepada Pemkab. Bahkan Ormas yang tergabung dalam FOKUS juga kompak memberikan dorongan,” kata Sohebuddin.

Soheb menambahkan, penutupan tempat yang diduga maksiat tersebut didasarkan pada, pertama; masukan dari masyarkat, para ulama dan tokoh masyarakat di Pamekasan. Kedua; bercermin pada slogan Kabupaten Pamekasan sebagai kabupaten GERBANGSALAM, dimana nilai-nilai Islam menjadi spirit utama dalam pembangunan dari segala sektor kehidupan.

“Dalam ushul fiqh ada istilah syadzu dzari’ah. Maka adanya tempat maksiat juga dilarang. Dalam undang-undang, seperti prostitusi juga dilarang. Oleh sebab itu, kami mendukung penuh penutupan tempat maksiat,” imbuh Soheb.

Mantan Rektor Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan ini menghimbau kepada aparat, dalam penutupan agar menggunakan cara-cara yang makruf dan persuasif, serta tidak menimbulkan gejolak berdasarkan peraturan yang berlaku.

“Amar makruf itu harus bilmakruf, nahi munkar juga dengan bilmakruf, sehingga tidam menimbulkan kegaduhan di masyarakat,” ungkap Soheb.(Red)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *