Peringati HAN, Coca-Cola Ajari Siswa SD Bikin Macam-Macam Dari Sampah

  • Whatsapp

PASURUAN, beritalima.com – Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) bekerja sama dengan Komunitas Nol Sampah Surabaya pekan lalu mengadakan workshop sekaligus pelatihan daur ulang sampah organik dan anorganik.

Kegiatan di SDN Watukosek Gempol, Pasuruan, digelar dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional dan mewujudkan komitmen CCAI untuk menjalankan bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Dalam workshop ini para peserta dibekali ilmu mengenai pentingnya mengelola sampah dari sumbernya dengan cara 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle.

Selain itu peserta juga diajak untuk berinovasi mendaur ulang sampah menjadi barang yang bermanfaat.

Untuk pengolahan sampah non-organik, peserta dikenalkan dengan metode Ecobrick. Pembuatan Ecobrick tergolong mudah karena dapat memanfaatkan sampah botol plastik yang mudah ditemukan di sekitar.

Botol-botol PET tersebut diisi dengan sampah-sampah plastik hingga penuh, kemudian dipadatkan agar struktrunya menjadi keras.

Botol-botol yang telah diisi tersebut kemudian dirangkai menjadi berbagai macam benda seperti meja, kursi, bahkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat tembok selayaknya batu bata.

Selain diajarkan untuk mendaur ulang sampah non-organik, para peserta juga dilatih untuk memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk cair. Sampah organik yang digunakan adalah sampah buah jeruk beserta kulitnya.

Kemudian sampah organik ini dicampur dengan air tebu dan air dengan perbandingan antara air tebu : Sampah organik : air sebesar 1:3:10.

Campuran itu terus ditutup rapat agar terjadi fermentasi secara anaerob. Setelah 21 hari, pupuk cair siap digunakan untuk menyuburkan tanaman yang ada di Sekolah.

Pelatihan yang diikuti oleh pelajar kelas 6 ini mendapatkan apresiasi yang baik dari Nuryani selaku Kepala Sekolah.

“Sebelumnya saya tidak pernah terpikir bahwa botol plastik bisa disulap menjadi batu bata. Ini cara yang sangat kreatif dan sangat mudah diaplikasikan,” ujar Nuryani.

Para siswa-siswi terlihat tekun memerhatikan presentasi dan mempraktekan cara membuat Ecobrick. Peserta semakin semangat ketika melihat contoh meja dan kursi yang terbuat dari Ecobrick yang telah dipajang di depan kelas.

“Biasanya sampah kresek langsung dibuang setelah pakai. Dengan metode ini, sampah plastik yang sulit terurai tersebut dapat dimasukkan kedalam botol sehingga menjadi ecobrick,” ujar Fatimah Zahra, Public Affairs & Communication CCAI.

“Dengan sedikit kreatifitas, Ecobrick ini dapat membuat berbagai benda bermanfaat,” tambahnya.

Tidak hanya itu, untuk mendukung pengelolaan sampah di sekolah, CCAI juga menyerahkan bantuan tempat sampah ukuran 120 liter untuk SDN 3 Gempol, yang diterima langsung oleh Kepala SDN Watukosek, Nuryani.

“Melalui kegiatan seperti ini CCAI berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah yang baik sejak dini,” lanjut Zahra.

“Dengan manajemen yang tepat, sampah yang tadinya jahat dapat menjadi bermanfaat,” tambahnya.

Sejak tahun 2012 CCAI telah mendonasikan lebih dari 3.100 tempat sampah ke berbagai pelosok di Indonesia. Ini sebagsi bukti komitmen CCAI untuk menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dengan meningkatkan kesadaran terhadap isu lingkungan. (Ganefo)

Teks Foto: CAAI saat menyerahkan donasi tempat sampah kepada SDN Watukosek, Gempol, Pasuruan.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *