Restrukturisasi di Kemendikbud, Hetifah Desak Nadiem Temui Praktisi Pendidikan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menemui para praktisi pendidikan formal dan non formal di berbagai daerah.

“Ini penting, menyusul restrukturisasi di Kemendikbud yang menghilangkan nomenklatur Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI). Restrukturisasi itu didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) No: 82/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemendikbud,” kata politisi senior itu ketika memimpin Rapat Kerja (Raker) dengan Mendikbud, Nadiem Makarim di Ruang Rapat Komisi X DPR RI Gedung Nusantara I Komplek parlemen pertengahan pekan ini.

Di hadapan para anggota komisi yang membidangi pendidikan, pemuda, olah raga, Nadiem mengatakan, restrukturisasi itu merupakan amanat Presiden (ampres) Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan perampingan dan efisiensi birokrasi. Bila ada Direktorat Jenderal yang dihapus, bukan berarti program kerjanya hilang.

Menjawab polemik hilangnya Ditjen yang menangani pendidikan non formal di Kemendikbud, politisi Wakil Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024 itu mengutip pernyataan Nadiem dalam rilisnya menyebutkan, program pendidikan non formal akan diintegrasikan ke dalam direktorat-direktorat baru.

Dengan begitu, akan lebih fokus dengan alokasi anggaran yang juga besar.
“Kemendikbud sekarang justru sangat pro non formal, karena menginginkan kebebasan memilih jalur pendidikan. Ini sejalan dengan tema Merdeka Belajar. Kita adalah champion pendidikan non formal,” ujar Nadiem seperti dikutip Hetifah.

Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) ini memahami betul maksud Mendikbud. Namun, kekhawatiran para praktisi pendidikan non formal tidak dapat begitu saja diabaikan.

Dikatakan wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Timur tersebut, dirinya paham maksud Menteri, perubahan struktur bukan berarti program pendidikan non formal akan terhenti. Bahkan, program-program tersebut akan diarusutamakan ke Ditjen-Ditjen lainnya dan ditambah anggarannya karena background Menteri.

“Saya cukup percaya pada kemampuannya mengelola organisasi. Namun, saya juga sangat memahami kekhawatiran teman-teman pegiat pendidikan non formal, apakah benar bahwa program-program tersebut akan berjalan, saat semua itu tidak dikoordinasikan dalam satu pintu,” demikian Hetifah Sjaifudian. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait