Terapkan Pola Baru, Kelompok Tani Sri Rejeki Panen Perdana

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Meski lahan pertanian dari waktu ke waktu memprihatinkan, dimana lahan semakin menyusut, namun tak mengendorkan semangat Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, untuk tetap mempertahankan lahan pertanian yang ada dengan terus memberikan perhatian kepada petani dan kelompok tani sehingga tetap konsisten menggarap lahannya.

Salah satu upayanya, dengan melakukan Pola System Of Rice Intensification (SRI) yang telah dilakukan oleh Kelompok Tani “Sri Rejeki” Kelurahan Manisrejo Kecamatan Taman yang melaksanakan panen perdananya, Jumat 17 November 2017.

Untuk mendukungnya, bahkan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah (Pemkot Madiun) memberikan Kartu Tani yang telah dilaunching beberapa waktu lalu. Dimana dengan adanya kartu tani tersebut, para petani dapat menikmati subsidi pupuk maupun bantuan lainnya lebih mudah.

“Untuk kelompok tani Sri Rejeki tidak ada kendala. Kalau di daerah lain ada kendala tolong dipantau terus. Kita ingin produksi padi di Kota Madiun bisa maksimal,” kata Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto.

Selain bantuan pupuk, lanjutnya, pemerintah juga memberikan bantuan mesin dan peralatan pertanian yang merupakan upaya pemerintah untuk lebih memperhatikan sektor pertanian.

“Dengan menyelenggarakan panen raya, sekaligus kita ingin menyampaikan beberapa hal terkait pertanian supaya pertanian di Kota Madiun tetap mendapatkan perhatian yaitu informasi terkait mulai dari pola tanam sampai dengan panen raya. Dimana ditengah-tengah ada perabukan. Yang beberapa waktu yang lalu kita sudah bekerjasama dengan BNI 46 khusus untuk perabukan di semua anggota Kelompok Tani di Kota Madiun,” papar Sugeng.

Untuk permasalahan lahan pertanian yang terus berkurang, lanjut Sugeng, sebenarnya sudah ada aturan dari Pemerintah pusat dan tinggal menyelaraskan dengan Perda.

“Namun sama-sama kita pahami selalu menjadi sasaran di dalam pembanguan terkait lahan area pertanian. Untuk lahan milik Pemkot saya tidak akan menjual aset (area pertanian) tapi kalau itu menyangkut hak pribadi yang memiliki tanah pertanian, saya tidak bisa menghalangi apabila tanahnya itu dijual ke orang lain seperti developer,” ujarnya.

Sementara itu, Jurianto, selaku Ketua Kelompok Tani Sri Rezeki menyampaikan, budi daya dengan pola SRI, program yang diberikan oleh Pemkot Madiun bertujuan untuk meningkatkan produksi yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan kepada para petani di lingkungan Kelurahan Manisrejo.

“Kendala dari kelompok tani kurangnya tenaga tanam yang tidak terbiasa menanam padi jenis jajar legowo atau kami yang tidak terbiasa dengan tanam bibit muda. Namun tidak menghambat pelaksanaan program ini,” terang Jurianto, saat ditanya kendala dalam program ini.

Dikatakannya, kelompok Tani Sri Rejeki Kelurahan Manis Rejo memiliki lahan garapan seluas 23 hektar dengan anggota 41 orang. Baik dari petani pemilik, petani penyewa atau petani penggarap. Untuk program SRI lahan yang digarap seluas satu hektar dengan petak demplot dengan varietas padi ciherang.

“Selama melaksanakan kegiatan budidaya tidak ada masalah yang menghambat, pupuk yang dibutuhkan juga tersedia pada saat dibutuhkan. Kami juga sudah beberapa kali menerima bantuan alat ataupun mesin pertanian dan dukungan kredit petani dari bank pemerintah daerah, alat mesin maupun infrastruktur pertanian. Dan salah satu yang kami terima adalah transplanter (mesin tanam). Sangat berterima kasih kepada Walikota Madiun dan Pemkot Madiun. Kami berharap ada pendampingan dari petugas berkaitan dengan pemanfaatan Kartu Tani dalam menebus pupuk yang masih hal baru bagi kami,” tandasnya.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun, Muntoro Danardono, mengatakan, ke depannya akan dibuat Perda pembatasan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Lahan pertanian yang digunakan dalam jangka panjang, yang namanya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Program tersebut untuk membatasi lahan agar tidak disalahgunakan selain untuk lahan pertanian.

“Di Kota Madiun dengan luas lahan sekitar 444 hektar yang sudah dalam proses pemetaan masih mencari by name, by adresnya kemudian pemilik lahan harus berkomitmen lahan itu tidak akan alih fungsi dalam kondisi apapun. Menyebar di tiga kecamatan, nanti menyesuaikan kesediaan petani karena kita tidak boleh memaksa,” terangnya.

Permasalahan pertanian saat ini adalah harga gabah tidak stabil, sehingga petani enggan bercocok tanam yang disebabkan hasilnya tidak menjanjikan. Untuk merangsang lahan tidak alih fungsi perlu pengawasan dari pemerintah bisa menaikan standart yang ideal. Sehingga akan merangsang petani untuk tidak mengalih fungsikan lahan yang dimiliki. Kemudian pembatasan atau regulasi mengenai pemanfaatan ruang, pemanfaatan lahan pertanian.

“Jadi jangan sampai dengan mudah memberikan rekomendasi sehingga lahan subur yang mestinya kita pertahankan menjadi alih fungsi menjadi perumahan atau jadi fasilitas-fasilitas yang lain,” lanjutnya.

Lebih lanjut Muntoro menjelaskan, hingga saat ini produksi per hektar dari yang dipanen, jika melihat dari fisik tanaman tidak generalisasi ditempat lain bisa sampai 10-11kuintal/kotak, atau 8,4ton/hektar.

“Estimasi saya yang kita panen hari ini 8/hektar sangat luar biasa bagus panenannya yang kebetulan tidak ada serangan hama. Tahun ini aman serangan hama penyakit, aman di Kota Madiun,” tuturnya.

Permasalahan yang ada, lanjut Muntoro, terkadang merubah petani tradisonal itu sulit, karena perilaku kebiasaan petani. Padi jajar legowo seperti yang disampaikan ketua kelompok tani tadi dari sisi penanaman itu dijarangkan, jadi terlihat banyak yang tidak ditanami padahal dari sisi produksi lebih tinggi varietas ini.

“Kalau ditanam kerep (padat), tidak akan menghasilkan secara maksimal untuk jenis padi jajar legowo. Panen hari ini bagus. Kalau untuk memenuhi kebutuhan Kota Madiun saja cukup. Kalau pupuk cukup tersedia, tidak ada kendala dan setiap saat kami bisa mendampingi petani terkait penggunaaan kartu tani. Untuk mensosialisasikan lagi penggunaan kartu tersebut kita akan hadir untuk petani. Kita selalu siap untuk mendampingi,” tutup Muntoro. (Kominfo)

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *