Terima Pengurus PKBSI, Bamsoet Mengaku Prihatin Pengembangan Kebun Binatang Surabaya

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) yang membawahi Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem tidak membuat regulasi menyulitkan para Lembaga Konservasi (LK) dalam melakukan pertukaran hewan.

Soalnya, kata Ketua MPR RI, Bambang Sesatyo pertukaran hewan antar LK dibutuhkan untuk mendapatkan hewan yang mempunyai kualitas terbaik untuk keperluan perkawinan sehingga melahirkan hewan sehat yang dapat menjaga kelestarian.

Hal ini diungkapkan politisi senior Partai Golkar ini usai menerima Pengurus Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/1/20).

Pengurus PKBSI yang hadir antara lain, Rahmat Shah (Ketua Umum, Tony Sumampau (Sekjen), Ade F Meyliala (Bendagara Umum), Mayjen TNI (purn) Tanribali Lamo (Ketua Dewan Pembina) , Willem Manansang (Kabid Etik), Danny Gunalen (Kabid Konservasi), Hans Manansang (Kabid Promosi) dan Agung Nugraha (Kabid Humas).

Keberadaan institusi negara, kata laki-laki yang akrab disapa Bamsoet itu, seharusnya mempermudah kinerja masyarakat yang ingin berbuat baik, melestarian fauna sebagai kekayaan bangsa. Peraturan pertukaran hewan antar LK tetap diperlukan untuk memastikan hewan-hewan itu tak disalah gunakan.

Namun, jangan sampai peraturan yang dibuat menyulitkan dan berbelit. “Salah satu pekerjaan rumah birokrasi kita, sebagaimana sering disampaikan Presiden Jokowi adalah membereskan proses regulasi yang berbelit itu.”

Pada kesempatan itu, Bamsoet Kemen LHK aktif terlibat mempromosikan pengembangan ecotourism. Indonesia punya berbagai tempat wisata berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, dengan tidak melupakan aspek edukasi dan rekreasi.

Dikatakan, di tol akses menuju Bandara Soekarno Hatta ada billboard besar yang mempromosikan Bunga Raflesia Malaysia. Padahal, Indonesia punya banyak bunga Raflesia dan mudah dijumpai di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

“Promosi ecowisata seperti ini yang harus digencarkan. Selain Gunung Gede Pangrango, kita juga punya Taman Nasional Komodo, Raja Ampat, Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Bunaken, dan masih banyak lagi lainnya,” papar Bamsoet.

Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah ini mengaku prihatin dengan pengembangan Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang sejak 2014 mendapat banyak sorotan publik. Sebagai salah satu kebun binatang terbesar di Asia Tenggara, KBS seharusnya mampu menjadi kebanggaan melengkapi Taman Safari, Bali Zoo, Sea World dan Jakarta Aquarium.

Pengembangan KBS saat ini memang sudah lebih baik dibanding 2014. Namun, potensi pengembangannya masih sangat besar untuk dijadikan kebun binatang sekaligus lembaga konservasi yang fantastis.

“Karena itu, pihak KBS, Pemkot Surabaya dan PKBSI harus duduk bersama untuk memajukan KBS. Lepaskan ego sektoral, kedepankan kepentingan bersama. Jika KBS maju, bukan hanya menjadi kebanggaan warga Surabaya, melainkan juga kebanggaan Indonesia,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *